Kantamedia.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar edukasi keuangan bagi Asosiasi Diplomat Indonesia (ADI) di Kompleks Perkantoran Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Selasa (8/8). Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya OJK meningkatkan literasi keuangan masyarakat, termasuk kelompok profesi tertentu.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan, acara ini merupakan tindak lanjut Nota Kesepahaman OJK dengan Kementerian Luar Negeri RI untuk mendukung peningkatan literasi dan inklusi keuangan serta pelindungan konsumen bagi Pekerja Migran dan Warga Negara Indonesia di Luar Negeri.
“Mau pejabat setinggi apapun, pasti juga seorang konsumen. Rakyat juga konsumen, dan yang belum masuk ke sektor jasa keuangan pun juga harus dilindungi karena masuk dalam kategori masyarakat untuk dilindungi dari aktivitas keuangan ilegal,” ujar Friderica.
Ia menekankan kepada para diplomat untuk memanfaatkan layanan investasi legal dan berizin, serta berhati-hati terhadap tawaran investasi mencurigakan. Friderica juga menyampaikan bahwa OJK sebagai anggota Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas PASTI) telah menghentikan 9.889 entitas ilegal sejak berdiri hingga Juli 2024.
Wakil Ketua ADI Muhammad Kurniadi Koba mengapresiasi OJK atas penyelenggaraan edukasi keuangan ini. “Untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan anggotanya, kegiatan ini sangat relevan. Diplomat perlu memahami dunia investasi, apa yang bisa diharapkan, dan yang perlu diwaspadai,” kata Koba.
Acara dihadiri 300 peserta, terdiri dari 100 anggota ADI yang bertugas di Indonesia secara tatap muka dan 200 anggota yang bertugas di luar negeri secara online. Materi yang disampaikan meliputi pengenalan OJK, waspada investasi ilegal, industri pasar modal Indonesia, serta produk dan layanan jasa keuangan seperti reksa dana dan saham.
Sebagai bagian dari rangkaian edukasi, disediakan booth dari pelaku usaha jasa keuangan seperti Mandiri Sekuritas, BRI Dana Sekuritas, BNI Sekuritas, Mandiri Manajemen Investasi, dan BRI Manajemen Investasi untuk mendorong inklusi keuangan para peserta. (*/Mhu)