Kantamedia.com – Nilai tukar rupiah berhasil menguat 0,19% ke level Rp15.460 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (18/10/2024), meski secara mingguan masih mencatatkan pelemahan 0,58%.
Penguatan rupiah sejalan dengan pelemahan indeks dolar AS (DXY) yang terkoreksi 0,11% ke posisi 102,58. Head of Treasury & Financial Institution Bank Mega, Ralph Birger Poetiray mengatakan, penguatan ini didorong oleh sentimen positif pasar terhadap rencana formasi kabinet Presiden terpilih Prabowo Subianto.
“Moment pelantikan presiden terpilih Prabowo dan juga pemilihan formasi kabinet keuangan membuat pasar menyambut dengan positive,” ujar Ralph.
Meski demikian, rupiah masih menghadapi tekanan dari berbagai faktor eksternal. Eskalasi konflik di Timur Tengah telah mendorong harga minyak global naik lebih dari 9% dalam sepekan, yang berpotensi membebani impor bahan bakar Indonesia.
Di sisi lain, data ekonomi AS yang menunjukkan peningkatan lapangan kerja dan penurunan tingkat pengangguran turut menekan rupiah sepanjang bulan ini, menyebabkan pelemahan sebesar 2,57% sejak awal Oktober.
Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan pemerintah akan terus menjaga stabilitas makroekonomi dan memperkuat fundamental ekonomi. Hal ini didukung oleh posisi cadangan devisa Indonesia yang masih kuat di level 149,9 miliar dolar AS per September 2024, cukup untuk membiayai 6,6 bulan impor. (*Mhu)