Strategi Pemkab Pulang Pisau Redam Inflasi dan Bangkitkan Ekonomi Warga

Pulang Pisau, Kantamedia.com — Dinas Pertanian Kabupaten Pulang Pisau mendorong masyarakat memanfaatkan lahan pekarangan untuk menanam jagung hibrida sebagai bagian dari program ketahanan pangan sekaligus upaya menekan laju inflasi daerah. Gerakan ini bukan sekadar pertanian rumah tangga, tetapi strategi ekonomi yang menyentuh langsung kebutuhan dasar masyarakat.

Kabid Tanaman Pangan, Jeddyson, SP, MM, menjelaskan bahwa panen jagung hibrida di samping Kantor Dinas Pertanian merupakan proyek percontohan. Tujuannya: membuktikan bahwa pekarangan rumah pun bisa menjadi ladang produktif.

“Masalah harga daging biasanya berangkat dari pakan. Kalau harga pakan naik, otomatis harga daging ikut naik. Edukasi masyarakat untuk menanam jagung di pekarangan penting, termasuk dukungan dari Polri dalam ketahanan pangan,” ujar Jeddyson, Selasa (9/9/2025).

Jagung hibrida idealnya ditanam di dataran tinggi dan memiliki potensi hasil panen hingga 8,7 ton pipilan basah per hektare. Setelah dikeringkan, hasilnya sekitar 5 ton, dengan nilai jual mencapai Rp35 juta. Setelah dikurangi biaya produksi Rp15 juta, petani berpotensi meraih keuntungan bersih Rp20 juta dalam empat bulan.

Selain untuk pakan ternak, jagung ini juga bisa diolah menjadi emping, marning, atau tepung. Permintaan lokal pun tinggi, termasuk dari industri emping di Brida. Pemerintah pusat dan Polri turut mendukung melalui pendampingan teknis dan pengendalian hama, sementara penyuluh lapangan siap memfasilitasi distribusi ke pasar.

Bibit jagung hibrida tersedia di toko pertanian seharga Rp100 ribu per kilogram, dengan kebutuhan 15 kilogram per hektare. Pemerintah juga menyediakan program Brigade Pangan berupa traktor dan jonder bagi kelompok tani dengan lahan minimal 200 hektare.

“Petani tidak perlu ijazah tinggi. Siapa pun yang punya lahan dan niat menanam bisa membentuk kelompok tani, disahkan kepala desa, dan mendaftar di Simluhutkan Kementerian Pertanian untuk mendapat bantuan benih dan sarana produksi,” pungkas Jeddyson. (Arw).

Bagikan berita ini