Palangka Raya, kantamedia.com – Wali Kota Palangka Raya, Fairid Naparin, membuka wawancara terkait capaian signifikan penurunan angka stunting di kota itu, pada penilaian Aksi Konvergensi Penurunan Stunting tahun 2025 di Aula Aurila Hotel, Senin (30/6/2025).
Ia mengungkapkan bahwa angka stunting menurun dari 28 % menjadi 19,1 %, atau turun sebesar 8,9 %. “Alhamdulillah, kita turun di bawah rata-rata nasional yang 19,7 %,” ujarnya penuh bangga.
Menurut Fairid, keberhasilan tersebut dimungkinkan karena proses validasi dan pemetaan data yang akurat. Kota Palangka Raya kini memiliki dashboard base‑on‑real‑data sebagai pijakan utama untuk menentukan intervensi berdasarkan lokasi prioritas seperti ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. “Ini langkah strategis supaya program benar‑benar tepat sasaran,” ungkapnya menjelaskan mekanisme.
Pendanaan juga menjadi faktor penting. Tahun ini dialokasikan dana sekitar Rp 16,9 miliar yang tersebar ke beberapa OPD, termasuk Dalduk KB, Dinas Kesehatan, Sosial, dan Pendidikan. “Anggarannya sudah diverifikasi oleh BPKP Kalteng dan selaras antarlintas dinas karena stunting problem lintas sektor,” ujar Fairid.
Salah satu intervensi prioritas adalah perbaikan tempat tinggal. Identifikasi awal menemukan 52 keluarga tinggal di rumah tidak layak. Pemkot melalui program bedah rumah mulai membantu, serta membuka kemungkinan relokasi ke perumahan subsidi jika tersedia dan disetujui keluarga bersangkutan. “Fokus pada fasilitas hidup yang sehat demi genetika sehat bagi anak,” tambahnya.
Mengantisipasi pernikahan usia dini, Fairid menandatangani Instruksi Wali Kota mewajibkan pasangan usia dini mengikuti konseling “Siap Nikah, Siap Hamil”. Program ini digerakkan oleh Tim Pendamping Keluarga kelurahan. “Banyak stunting bermula dari ketidaksiapan menjadi orang tua, jadi konseling itu wajib,” imbuhnya.
Wali Kota juga menekankan kolaborasi publik—media dan masyarakat diharapkan aktif menyebarkan informasi dan ikut kampanye gizi lokal. “Masyarakat bisa bantu lewat sosialisasi, atau bantu makanan bergizi di sekitar,” ajaknya. Ia menutup wawancara dengan menyatakan bahwa keberlanjutan program hingga 15 Juli dan seterusnya tetap menjadi prioritas. (daw)