Palangka Raya, Kantamedia.com – Provinsi Kalimantan Tengah mencatat inflasi sebesar 0,33 persen secara bulanan (month-to-month) pada September 2025. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng menunjukkan, kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang utama dengan andil 0,17 persen.
Kepala BPS Kalteng, Agnes Widiastuti, menyampaikan bahwa daging ayam ras menjadi komoditas paling dominan dalam mendorong inflasi, dengan kontribusi 0,28 persen. Komoditas lain yang turut memperkuat tekanan inflasi meliputi emas perhiasan (0,07 persen), ikan gabus (0,07 persen), angkutan udara (0,04 persen), dan beras (0,03 persen).
“Indeks Harga Konsumen (IHK) naik dari 105,60 pada September 2024 menjadi 108,08 pada September 2025,” ujar Agnes, Rabu (1/10/2025).
Secara tahunan (year-on-year), inflasi Kalteng tercatat 2,35 persen, sementara secara kumulatif sejak awal tahun (year-to-date) mencapai 1,35 persen. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau tetap menjadi penyumbang terbesar inflasi tahunan dengan andil 1,32 persen. Komoditas dominan antara lain emas perhiasan (0,43 persen), daging ayam ras (0,29 persen), bawang merah (0,21 persen), sigaret kretek mesin (0,17 persen), dan kopi bubuk (0,13 persen).
BPS juga mencatat, seluruh wilayah pemantauan IHK di empat kabupaten/kota mengalami inflasi bulanan. “Komoditas daging ayam ras dan emas perhiasan konsisten menjadi pendorong inflasi di seluruh wilayah,” jelas Agnes.
Beberapa faktor musiman dan eksternal turut memengaruhi inflasi September 2025, seperti meningkatnya permintaan daging ayam ras saat Maulid Nabi, kenaikan harga emas dunia, serta curah hujan tinggi yang menurunkan hasil tangkapan ikan gabus.
Inflasi bulan ini menegaskan bahwa sektor pangan masih menjadi penentu utama stabilitas harga di Kalimantan Tengah. BPS mengimbau perlunya sinergi antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan konsumen untuk menjaga pasokan pangan dan kestabilan harga di tengah dinamika global dan faktor musiman daerah. (Daw).