Kantamedia.com – Perdana Menteri Mongolia, Luvsannamsrain Oyun-Erdene, resmi mengundurkan diri pada Senin (9/6/2025) setelah sorotan tajam publik terhadap gaya hidup mewah anaknya memicu gelombang unjuk rasa dan penyelidikan dugaan korupsi. Kasus ini menjadi pukulan besar bagi Perdana Menteri Mongolia yang sebelumnya sempat dianggap simbol perubahan di negara itu.
Isu bermula dari beredarnya foto-foto anak Oyun-Erdene dan tunangannya di media sosial. Dalam unggahan yang viral, mereka terlihat membawa tas mewah Dior, memamerkan kantong belanja dalam jumlah besar, hingga berpose mesra di kolam renang saat merayakan pertunangan. Salah satu foto bahkan bertuliskan, “Selamat ulang tahun untukku,” yang diduga diunggah oleh sang tunangan.
Reaksi publik tak terbendung. Aksi demonstrasi yang dipimpin anak-anak muda berlangsung selama dua pekan berturut-turut, menuntut kejelasan soal kekayaan keluarga pemimpin mereka. “Otoritas antikorupsi Mongolia pun mulai menelusuri aliran dana yang mencurigakan di lingkaran keluarga Perdana Menteri Mongolia,” tulis BBC.
Oyun-Erdene sendiri membantah tuduhan korupsi, namun nasibnya ditentukan dalam pemungutan suara rahasia di parlemen. Dari 88 anggota yang hadir, hanya 44 yang mendukungnya. Padahal, ia membutuhkan minimal 64 suara dari total 126 anggota untuk tetap menjabat.
“Merupakan kehormatan bagi saya untuk melayani rakyat Mongolia di masa pandemi, ketegangan global, dan tekanan ekonomi,” ujar Oyun-Erdene usai hasil voting diumumkan.
Ia juga menyebut bahwa sebagian kritik yang diarahkan padanya merupakan bentuk kampanye hitam untuk menjatuhkannya. Namun data dari Transparency International menunjukkan bahwa indeks korupsi di Mongolia justru memburuk sejak ia menjabat. Negara itu kini menempati peringkat ke-114 dari 180 dalam hal transparansi pemerintahan.
Krisis ini menambah deretan panjang persoalan integritas yang dihadapi para pejabat tinggi Mongolia. Tahun lalu, mantan Perdana Menteri Mongolia, Sukhbaatar Batbold, juga terseret skandal setelah jaksa Amerika Serikat mencoba menyita dua apartemen mewah di New York yang diduga dibeli dari dana hasil korupsi sektor pertambangan. Batbold membantah terlibat.
Meski berusaha memperkuat hubungan dengan negara-negara Barat lewat kebijakan “tetangga ketiga”, Mongolia masih berjuang membersihkan citra pemerintahannya dari praktik korupsi. Mundurnya Perdana Menteri Mongolia menjadi sinyal keras bahwa tekanan publik kini semakin berpengaruh dalam iklim demokrasi muda di negara tersebut.
Luvsannamsrai Oyun-Erdene adalah seorang politikus Mongolia yang menjadi Perdana Menteri Mongolia sejak 27 Januari 2021. Ia terpilih pada Khural Agung Negara sebanyak dua kali sejak 2016. (*)