Palangka Raya, kantamedia.com – Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (BADKO HMI) Kalimantan Tengah sukses menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “HMI Sebagai Pelopor Transformasi Ekonomi Pemuda: Inovasi, Kolaborasi, dan Keamanan Menuju Indonesia Emas 2045”, Selasa (24/6/2025) di Aula Swiss-Belhotel Danum Palangka Raya.
Kegiatan yang berlangsung dari pukul 09.00 hingga 13.30 WIB ini dihadiri oleh sekitar 100 peserta yang terdiri dari perwakilan organisasi mahasiswa Cipayung Plus (GMNI, GMKI, PMII, KMHDI), BEM se-Kota Palangka Raya, akademisi, pengusaha, serta sejumlah pejabat pemerintah.
Turut hadir dalam FGD ini antara lain Wakil Gubernur Provinsi Kalimantan Tengah Edi Pratowo, Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kalteng Muhammad Reza Prabowo, Ketua Kadin Kalteng Rahmat Nasution Hamka, Ketua Harian MW Kahmi Kalteng Suparman, Ketua HIPMI Palangka Raya Ahmad Hafiz Noorfaizin, Ketua Harian HIPKA Kalteng Kukuh Wurdianto, dan Kaprodi Magister Akuntansi UPR Fitria Husnatarina.
Pemuda Jadi Pilar Strategis Pembangunan Daerah
Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Edi Pratowo menyebut FGD ini sebagai forum istimewa yang membuka ruang aspirasi konstruktif untuk mendukung perumusan kebijakan pembangunan daerah. Ia menekankan pentingnya pembangunan SDM unggul, termasuk melalui program “Satu Keluarga Satu Sarjana”, serta pemerataan bantuan kepada organisasi kepemudaan.
“Forum seperti ini sangat penting untuk menggali gagasan segar demi memperkuat ekonomi daerah. Gubernur sangat mendorong agar perusahaan besar menunjukkan tanggung jawab sosial melalui pakta integritas,” ujarnya.
Dorongan Wirausaha dan Ekonomi Kreatif
Ketua Kadin Kalteng, Rahmat Nasution Hamka, menggarisbawahi peran sentral pemuda dalam mendorong pertumbuhan PAD (Pendapatan Asli Daerah). Ia mendorong pemuda agar tak terpaku pada cita-cita menjadi ASN, tetapi juga aktif menciptakan usaha yang inovatif dan berbeda.
“Pemuda perlu mulai dari ide. Modal bisa dicari, tapi ide yang unik dan kuat akan membuka banyak pintu, termasuk dukungan dari lembaga keuangan dan investor,” jelasnya.
Hal senada disampaikan Kukuh Wurdianto dari HIPKA Kalteng yang menyebut pemuda sebagai aktor potensial ekonomi digital. Ia menekankan pentingnya sinergi pemuda dan pemerintah dalam mendorong ekonomi hijau, kreatif, dan berbasis teknologi, dengan dukungan infrastruktur, pelatihan, dan akses permodalan.
“Pemerintah wajib menciptakan iklim usaha yang mendukung. Salah satunya lewat perlindungan hak kekayaan intelektual, serta penyediaan ruang-ruang kreatif seperti Friday Night Market untuk menyalurkan produk lokal pemuda,” katanya.
Tantangan dan Peluang Ekonomi di Kalteng
Dari sisi akademik, Fitria Husnatarina mengungkap masih rendahnya minat pemuda dalam wirausaha. Ia menyoroti bahwa hanya sekitar 8% pemuda yang benar-benar tertarik serius membangun bisnis, berdasarkan data 2019 dan hasil observasi lapangan.
“Kalteng memiliki potensi besar, namun perlu mindset baru dan kesiapan menghadapi globalisasi. Kita perlu reformasi pendidikan berbasis problem-solving dan mendorong circular economy untuk menjawab tantangan bonus demografi,” jelasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa pengangguran pasca-lebaran cenderung meningkat di daerah tertentu, menandakan pentingnya pemuda sebagai pelaku ekonomi lokal yang solutif.
Komitmen HMI Kalteng dalam Transformasi Ekonomi
Ketua BADKO HMI Kalteng, Restu Ronggo Wicaksono, menyatakan bahwa kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen HMI dalam memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan daerah.
“Pemuda bukan hanya hadir, tapi juga harus bergerak dan berkontribusi. FGD ini diharapkan menghasilkan rekomendasi strategis untuk pengembangan ekonomi Kalimantan Tengah dan mendukung visi Indonesia Emas 2045,” ucapnya.
Ketua Panitia, Andri Mulyanto, turut menyampaikan apresiasinya atas partisipasi para tokoh dan peserta. Ia berharap kegiatan ini menjadi titik awal penguatan peran HMI dan pemuda secara luas dalam transformasi ekonomi dan pembangunan daerah. (*)