Ketimpangan Gender di Kalteng Meningkat, Tren Positif 5 Tahun Terakhir Terhenti

Palangka Raya, Kantamedia.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah mencatat peningkatan signifikan pada Indeks Ketimpangan Gender (IKG) tahun 2024, yang menandai kemunduran dari tren positif penurunan ketimpangan selama lima tahun terakhir. IKG Kalimantan Tengah tahun 2024 tercatat sebesar 0,549, meningkat 0,008 poin dibandingkan tahun 2023. Peningkatan ini menjadi yang pertama sejak tahun 2018.

Kepala BPS Kalteng, Agnes Widiastuti, menjelaskan bahwa selama periode 2018–2023, IKG di provinsi ini mengalami penurunan konsisten sebesar 0,016 poin. Namun, pada 2024 terjadi lonjakan yang mengindikasikan tekanan struktural terhadap pemberdayaan perempuan.

“Peningkatan IKG tahun ini terutama dipicu oleh menurunnya representasi perempuan di lembaga legislatif. Angka keterwakilan perempuan di parlemen turun tajam menjadi hanya 20 persen, sementara laki-laki mendominasi 80 persen kursi legislatif,” ujar Agnes dalam keterangannya, Senin (5/5/2025).

Selain itu, penurunan pemberdayaan perempuan juga tercermin dari data pendidikan. Persentase perempuan usia 25 tahun ke atas yang mengenyam pendidikan minimal SMA menurun menjadi 30,30 persen. Di sisi lain, laki-laki dalam kelompok usia yang sama justru mengalami peningkatan menjadi 35,13 persen.

“Pelebaran jarak pendidikan antara laki-laki dan perempuan ini berpotensi menurunkan daya saing perempuan dalam sektor ekonomi dan politik,” jelasnya.

Namun, indikator kesehatan reproduksi menunjukkan arah yang lebih baik. Proporsi perempuan usia 15–49 tahun yang melahirkan di luar fasilitas kesehatan turun dari 0,378 menjadi 0,321. Sementara itu, angka perempuan yang melahirkan pertama kali di bawah usia 20 tahun juga mengalami penurunan menjadi 0,365.

“Kemajuan ini menandakan peningkatan akses terhadap layanan kesehatan maternal serta kesadaran perempuan terhadap risiko kehamilan usia dini. Namun, tantangan masih besar, terutama di wilayah pedalaman yang minim akses layanan kesehatan,” tambah Agnes.

Sementara itu, dalam dimensi partisipasi ekonomi, data menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan meningkat menjadi 49,60 persen, mendekati tingkat partisipasi laki-laki yang mencapai 86,50 persen.

“Meski kesenjangan masih lebar, data ini menunjukkan bahwa peluang kerja bagi perempuan mulai terbuka, meskipun belum merata di seluruh kabupaten/kota,” kata Agnes.

Secara spasial, 8 dari 14 kabupaten/kota berhasil menurunkan angka IKG, dengan penurunan tertinggi terjadi di Lamandau dan Kotawaringin Barat. Sebaliknya, peningkatan paling signifikan terjadi di Murung Raya dan Sukamara, yang menunjukkan perlunya pendekatan kebijakan berbasis wilayah.

Palangka Raya tetap mencatatkan ketimpangan gender terendah di provinsi ini. “Hal ini menegaskan pentingnya peran infrastruktur pendidikan, kesehatan, dan pasar kerja yang inklusif dalam menekan ketimpangan gender,” tutup Agnes. (daw)

Bagikan berita ini

KANTAMEDIA CHANNEL

YouTube Video
Bsi