Palangka Raya, Kantamedia.com – Sejumlah organisasi kemahasiswaan di Kota Palangka Raya menggelar aksi penggalangan dana untuk korban bencana alam di Pulau Sumatera, Kamis (4/12/2025)
Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai wujud solidaritas, keprihatinan, dan kepedulian atas musibah yang menimpa masyarakat di tiga provinsi, yakni Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.
Aksi kemanusiaan ini melibatkan 21 lembaga mahasiswa, terdiri dari Cipayung, Pertumpuan Batak, organisasi mahasiswa Batak di Kalimantan Tengah, himpunan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, serta Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) tingkat universitas hingga fakultas se-Kota Palangka Raya.
Arpandi, Ketua BPC GMKI Palangka Raya menyampaikan, bahwa aksi hari ini berangkat dari keprihatinan dan keresahan bersama para mahasiswa atas musibah yang terjadi di Sumatera.
“Ini bentuk solidaritas bersama. Kami terpanggil untuk membantu saudara-saudara kita yang tertimpa bencana,” ungkapnya.
*Tiga Titik Lokasi Berdasarkan Rekomendasi Dinas Sosial*
Penggalangan dana dilaksanakan berdasarkan rekomendasi dari Dinas Sosial Kota Palangka Raya bersama Dinas Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPTSP). Aksi berlangsung di tiga titik keramaian, yaitu: Bundaran Burung Tingang, Bundaran Kecil, Lampu Merah TPRI
Menurut Arpandi, respons masyarakat cukup baik. Donasi dari para pengguna jalan terus berdatangan sepanjang aksi berlangsung. “Antusias masyarakat lumayan tinggi. Hanya saja kami masih kekurangan relawan karena ini baru hari pertama. Besok kami akan turun dengan personel lebih banyak,” jelasnya seraya menambahkan, aksi ini direncanakan berlangsung selama tiga hari.
*Sikap Mahasiswa terhadap Bantuan Pemerintah*
Menanggapi pemberitaan mengenai bantuan Pemerintah Provinsi sebesar sekitar Rp 3 miliar untuk korban bencana Sumatera, Arpandi menegaskan dukungan selama proses tersebut sesuai aturan.
“Selama tidak bertentangan dengan undang-undang dan dapat dipertanggungjawabkan, tentu kami mendukung. Selama tujuannya kemanusiaan dan transparan, kami support,” katanya.
Pernyataan tersebut turut diperkuat oleh Nahason, Ketua Aliansi Pelajar Kalteng, yang menilai kontribusi pemerintah adalah langkah positif namun tetap perlu akuntabilitas publik.
“Bantuan pemerintah untuk korban bencana adalah hal baik. Namun kita berharap realisasinya benar-benar sampai kepada para korban. Transparansi dan pengawasan tetap penting, apalagi menyangkut dana kemanusiaan,” tegas Nahason.
Ia juga mengapresiasi keterlibatan mahasiswa dalam aksi solidaritas ini. “Gerakan kemanusiaan harus datang dari semua elemen, termasuk pelajar dan mahasiswa. Semangat seperti ini harus terus dipelihara,” tambahnya.
Aksi penggalangan dana ini diharapkan mampu meringankan beban para korban bencana di Sumatera sekaligus menumbuhkan kepedulian publik terhadap isu kemanusiaan. (RIK/*)



