Komisi IV DPR Sepakat Program Food Estate Kalteng Dilanjutkan

Produksi Meningkat

Dalam diskusi rombongan Komisi IV DPR RI bersama petani, terungkap produksi di food estate Pulang Pisau terus meningkat dari tahun ke tahun. Dari sejak dimulai dengan hasil 2,5 ton per ha, meningkat menjadi 3,5 ton per ha dan hari ini syukur sudah bisa mencapai 5,5 ton per ha.

“Ada peningkatan bertahap. Karena ini lahannya lahan rawa yang bersifat asam memang tidak bisa disamakan dengan dengan di Jawa. Namun dengan pendampingan dan bantuan pusat semakin meningkat,” ujar Jarot.

Terkait harga gabah kering panen (GKP), petani mengungkapkan rasa puasnya. Saat ini harga GKP mencapai Rp 7.000 sehingga Nilai Tambah Petani (NTP) juga turut naik di atas 100.

“Sekarang harganya cukup bagus. Tadi kita tanya gabah kering panen (GKP) itu Rp 7.000 yang berarti NTP-nya itu lebih dari 110. Ini bagus ya,” tuturnya.

Sementara itu Gubernur Kalteng Edy Pratowo menyampaikan apresiasi dan terima kasihnya atas kunjungan Komisi IV dan Kementan ini. Dengan adanya kunjungan ini dirinya yakin petani semakin semangat untuk mengembangkan kawasan food estate ini.

“Sebagaimana kita ketahui dari keterangan masyarakat tadi, kelompok tani, Pak kades nya juga, perkembangannya juga kan cukup baik. jauh positif kalau dibandingkan sebelum hadirnya program Food Estate,” ujar Edy Pratowo.

Menurut Wagub Kalteng ini, sejak kedatangan Presiden Jokowi dan penetapan kawasan food estate, pembangunan infrastruktur khususnya jalan meningkat drastis.

“Saat ini kita hanya meminta bantuan infrastruktur setelah produksi atau untuk hilirisasi agar dibangun seperti RMU (Rice Milling Unit) modern. Supaya hasil produksi di sini menghasilkan nilai tambah dengan baik,” ujarnya.

Karena optimisme tersebut, meski pada tahun 2023 bantuan pusat untuk food estate dihentikan, pemerintah Kalimantan Tengah tetap menyiapkan anggaran untuk pengembangan food estate. Pasalnya, dari tahun ke tahun, program ini terbukti bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Edy menjelaskan anggaran pemerintah pusat tidak tersedia di tahun 2023 ini, pemda provinsi tetap menyiapkan anggaran, meski sifatnya pembinaan. Misalnya dalam penyediaan bibit dilakukan kerjasama dengan pihak-pihak terkait lainnya, seperti bibit IR 42 dan PB 42 untuk padi.

“Nah, tentu kita berharap kedepan terus dilanjutkan program food estate ini dan mendapat bantuan lagi di tahun 2024,” tuturnya. (*/jnp)

Bagikan berita ini