Palangka Raya, kantamedia.com – Anggota Komisi II DPRD Provinsi Kalimantan Tengah, Sutik, mengapresiasi Pemerintah Provinsi Kalteng atas realisasi sejumlah aspirasi masyarakat di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), terutama terkait pembangunan infrastruktur vital dan penyediaan subsidi listrik desa. Hal ini ia sampaikan menanggapi progres hasil reses dan kunjungan ke daerah pemilihannya di Kotim dan Seruyan.
Sutik secara khusus menyoroti proyek peningkatan Jalan Mokata dan Lingkar Selatan yang menurutnya telah lama dinantikan masyarakat. “Alhamdulillah sudah dikerjakan. Masyarakat senang dan menyampaikan terima kasih kepada pemerintah provinsi yang telah memenuhi permintaan ini,” ujarnya, Kamis (3/7/2025).
Ia menekankan, tidak semua usulan dapat dipenuhi dalam waktu bersamaan, tetapi yang terpenting adalah program-program yang bersifat vital dan sangat dibutuhkan warga mendapat prioritas. Menurutnya, komitmen pemerintah dalam mengakomodasi kebutuhan infrastruktur dasar menunjukkan arah kebijakan yang tepat sasaran.
Selain itu, Sutik juga menyinggung adanya program subsidi listrik untuk beberapa desa yang sebelumnya belum terjangkau aliran listrik. “Memang nama desanya saya tidak ingat satu per satu, tapi pada pembahasan kemarin sudah masuk dalam program. Subsidi dari provinsi akan sangat membantu,” ungkapnya.
Terkait hubungan masyarakat dan perusahaan, Sutik menyatakan pentingnya komunikasi dua arah, terutama dalam menyelesaikan sengketa lahan yang kerap muncul di kawasan perkebunan. Ia mengakui bahwa persoalan kerap terjadi karena minimnya informasi atau dokumentasi antara perusahaan dan masyarakat. “Kadang-kadang perusahaan sudah beli dari orang tua, tapi anaknya tidak tahu. Akhirnya dipersoalkan lagi. Tapi ada juga perusahaan beli ke orang yang tidak jelas. Jadi tidak bisa disalahkan salah satu pihak saja,” kata politisi senior tersebut.
Ia juga menegaskan bahwa mayoritas perusahaan di wilayahnya memang memberi prioritas kepada tenaga kerja lokal, walau pada praktiknya tetap disesuaikan dengan kompetensi dan kesiapan masyarakat. “Kalau masyarakatnya tidak siap, perusahaan tentu akan cari tenaga dari luar. Tapi peluang untuk warga lokal itu selalu ada, terutama di sekitar area perusahaan,” jelasnya.
Lebih lanjut Sutik juga mengapresiasi program Sekolah Rakyat yang diprakarsai Kementerian Sosial dan mulai dirancang implementasinya di Kotim. Ia menyebut program ini sebagai solusi konkret untuk mengatasi persoalan buta aksara, terutama di pedesaan. “Kalau ada sekolah rakyat, saya sangat mendukung. Karena masih ada warga kita yang belum bisa baca, dan itu sangat rawan. Bisa saja diminta tanda tangan, tidak tahu isinya apa. Ini masalah serius, dan saya akan turun langsung saat reses nanti untuk pastikan program ini jalan,” pungkasnya.
Sutik berharap seluruh inisiatif pendidikan alternatif seperti sekolah rakyat mendapat dukungan penuh dari semua pemangku kepentingan agar tidak ada lagi generasi yang tertinggal akibat keterbatasan akses pendidikan. (daw)