Kantamedia.com — Tingkat merokok global pada 2025 masih menjadi persoalan kesehatan serius, dengan kesenjangan tajam antarnegara dan antar-gender. Berdasarkan proyeksi Statista yang dikutip oleh Visual Capitalist, Indonesia menempati posisi tertinggi untuk persentase perokok pria, yakni 72,8%. Sebaliknya, angka perokok perempuan di Tanah Air hanya 1,8%, mencerminkan jurang perilaku merokok yang sangat lebar.
Kesenjangan serupa terlihat di negara-negara Asia lainnya. Di China, 44,4% pria merokok, sementara perempuan hanya 1,4%. India mencatat 10,9% perokok pria dan hanya 0,9% perempuan. Perbedaan ini diyakini dipengaruhi oleh norma budaya, stigma sosial, serta strategi pemasaran industri rokok yang menargetkan kelompok tertentu.
Sebaliknya, negara-negara Eropa menunjukkan pola yang lebih seimbang. Prancis mencatat 35,2% pria dan 34,0% perempuan sebagai perokok, sementara Jerman memiliki kesenjangan tipis dengan 21,4% pria dan 18,0% perempuan. Di Amerika Serikat, persentase perokok pria mencapai 22,8% dan perempuan 16,0%. Jepang mencatat 26,5% pria dan 9,1% perempuan.
Berikut adalah data lengkap tingkat merokok per negara pada 2025:
Negara | Pria (%) | Perempuan (%) |
Indonesia | 72,8 | 1,8 |
China | 44,4 | 1,4 |
Korea Selatan | 39,6 | 18,2 |
Prancis | 35,2 | 34,0 |
Rusia | 31,4 | 5,7 |
Jepang | 26,5 | 9,1 |
Amerika Serikat | 22,8 | 16,0 |
Jerman | 21,4 | 18,0 |
Brasil | 14,1 | 8,1 |
India | 10,9 | 0,9 |
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan penggunaan tembakau menyebabkan lebih dari 8 juta kematian dini setiap tahun. Dari jumlah tersebut, lebih dari 7 juta disebabkan oleh penggunaan langsung, sementara sekitar 1,3 juta merupakan kematian akibat paparan asap rokok orang lain.
Produksi tembakau global juga masih masif. Pada 2022, sekitar 5,8 juta ton tembakau diproduksi secara global, dengan sepertiganya berasal dari China. (Mhu).