Pakar Ingatkan Risiko Gangguan Memori akibat Obat Resep

Kantamedia.com – Sejumlah pakar kesehatan mengungkapkan bahwa beberapa jenis obat resep yang umum digunakan ternyata dapat memicu gangguan memori, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Temuan ini menegaskan bahwa lupa, “brain fog”, dan kebingungan mental bukanlah bagian normal dari penuaan semata.

Mengutip laporan AARP, Sabtu (22/11/2025), ilmuwan kini mengetahui kehilangan memori seiring usia bukanlah hal yang tak terhindarkan. Bahkan, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebut beberapa kemampuan kognitif justru dapat meningkat seiring bertambahnya usia.

Meski banyak orang sadar faktor seperti alkohol, merokok, cedera kepala, stroke, kurang tidur, stres berat, kekurangan vitamin B12, Alzheimer, dan depresi dapat mengganggu memori, tidak banyak yang tahu bahwa sejumlah obat resep juga berperan.

Memori Jangka Pendek vs Jangka Panjang

Jessica Merrey, spesialis farmasi klinis di Johns Hopkins Hospital, menjelaskan memori jangka pendek berkaitan dengan apa yang terjadi dalam 30 detik terakhir, sedangkan memori jangka panjang mencakup kenangan di luar rentang waktu singkat tersebut. Obat-obatan tertentu dapat mengganggu jalur pembawa pesan di otak, sehingga memori jangka pendek terganggu. Sementara obat lain memengaruhi neurotransmiter yang berperan dalam fungsi berpikir dan mengingat.

Joshua Niznik, profesor kedokteran di Universitas North Carolina, menekankan risiko terbesar muncul ketika obat digunakan bersamaan, dalam dosis tinggi, atau jangka panjang.

Tujuh Obat yang Dapat Mengganggu Memori

  1. Obat anti kecemasan (benzodiazepin)
    Digunakan untuk gangguan kecemasan, insomnia, hingga kejang. Obat ini meredam aktivitas otak yang berperan dalam transfer memori jangka pendek ke jangka panjang.
  2. Obat anti kejang
    Dipakai untuk epilepsi, nyeri saraf, hingga gangguan bipolar. Efek sampingnya termasuk gangguan memori, perhatian, dan rasa kantuk.
  3. Antidepresan trisiklik
    Meski jarang diresepkan, obat ini masih digunakan untuk depresi dan nyeri saraf. Efeknya dapat memblokir pembawa pesan kimiawi di otak, memicu hilangnya memori.
  4. Obat penghilang rasa sakit narkotik (opioid)
    Digunakan untuk nyeri sedang hingga berat. Penggunaan jangka panjang dapat mengganggu memori jangka pendek dan panjang, bahkan dikaitkan dengan demensia.
  5. Alat bantu tidur nonbenzodiazepin (obat “Z”)
    Digunakan untuk insomnia, dapat menyebabkan amnesia dan perilaku berbahaya tanpa ingatan setelahnya.
  6. Obat inkontinensia (antikolinergik)
    Digunakan untuk kandung kemih terlalu aktif. Obat ini memblokir asetilkolin, meningkatkan risiko demensia dan gangguan memori jangka panjang.
  7. Antihistamin generasi pertama
    Digunakan untuk alergi dan flu. Obat ini menghambat asetilkolin di otak, mengganggu pusat memori dan pembelajaran.

Pakar kesehatan menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap efek samping obat resep. Konsultasi dengan dokter sangat diperlukan sebelum penggunaan jangka panjang, terutama bagi lansia yang lebih rentan terhadap gangguan memori. Program edukasi publik diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai risiko ini. (*Mhu).

Bagikan berita ini