Jakarta, Kantamedia.com — Mantan Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Hendry Ch Bangun, resmi mendaftarkan diri sebagai calon Ketua Umum PWI Pusat periode 2025–2030. Pendaftaran dilakukan ke Panitia Kongres PWI Persatuan 2025 di Hall Dewan Pers, Jakarta, menjadikannya bakal calon kedua setelah Akhmad Munir.
Hendry menyerahkan 17 surat dukungan dari PWI Provinsi, angka yang menurutnya memiliki makna simbolik.
“Kami menyerahkan dukungan dari 17 PWI Provinsi, karena ini bulan kemerdekaan, memperingati 17 Agustus. Saya maju lagi karena ingin melanjutkan program seperti UKW gratis di seluruh Indonesia,” ujar Hendry seusai pendaftaran.
Namun, dukungan tersebut belum bersifat final. Ketua Steering Committee (SC) Kongres, Zulkifli Gani Ottoh (Zugito), menegaskan bahwa dokumen dukungan masih harus diverifikasi oleh Tim Penjaringan Kongres.
“Keabsahan dukungan baru ditetapkan setelah batas akhir pendaftaran, 25 Agustus pukul 23.59 WIB. Ini untuk mencegah klaim ganda,” jelas Zugito.
Verifikasi akan dilakukan pada Selasa, 26 Agustus, dan hasilnya diumumkan dalam rapat pleno SC dan OC. Sesuai ketentuan, hanya dokumen fisik dengan tanda tangan basah dan stempel asli yang dinyatakan sah. Dokumen digital seperti PDF tidak diakui.
Dalam pendaftaran tersebut, Hendry juga menyertakan pasangan untuk posisi Ketua Dewan Kehormatan (DK), yakni Sihono HT, Ketua DK PWI Provinsi DIY. Kehadiran pasangan calon ini merupakan bagian dari syarat menuju Kongres PWI Persatuan.
Hendry didampingi sejumlah tokoh PWI, termasuk Sekjen Iqbal Irsyad, Ketua PWI Sumatera Utara Farianda Putra Sinik, Ketua PWI Kalimantan Selatan Zaenal Helmi, dan Sayid Iskandarsyah.
Farianda menegaskan pentingnya menjadikan Kongres sebagai momentum pemersatu organisasi.
“Tidak boleh ada lagi kongres tandingan. Yang menang didukung, yang kalah dirangkul. Kita semua bersaudara,” ujarnya.
Kongres Persatuan PWI 2025 akan digelar pada 29–30 Agustus di BPPTIK Komdigi, Cikarang, Bekasi, dengan agenda utama pemilihan Ketua Umum dan Ketua DK PWI Pusat.
“Tidak ada pembahasan PD PRT atau laporan pertanggungjawaban. Fokus hanya pada pemilihan,” tegas Zugito.
Kongres ini diharapkan menjadi titik balik soliditas organisasi wartawan tertua di Indonesia, sekaligus memperkuat peran PWI dalam menghadapi tantangan pers di era digital. (*rls)