Kantamedia.com – Presiden Prabowo Subianto memerintahkan Kementerian Kehutanan untuk melakukan reforestasi 12 juta hektare hutan yang rusak di Indonesia.
Menindaklanjuti instruksi itu, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menyatakan, Kementerian Kehutanan (Kemenhut) segera menyiapkan peta jalan (road map) dan perencanaan strategis (strategic planning) mengenai reforestasi 12 juta hektare.
“Minggu depan saya akan kumpulkan para dirjen terkait untuk membuat road map dan strategic planning. Pihak swasta dan akademisi juga akan dilibatkan dalam merumuskannya,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (14/11/2024).
Program reforestasi 12,7 hektare hutan yang rusak diungkapkan oleh Utusan Khusus Presiden, Hashim S Djokohadikusumo pada COP 29, Baku, Azerbaijan. Menurut Antoni, dengan semangat gotong-royong, maka perintah Presiden Prabowo bisa direalisasikan.
“Saya sangat optimistis. Melalui semangat solidaritas dan gotong-royong dari semua berbagai perintah Pak Presiden Prabowo melalui utusan khusus, kita bisa menghijaukan kembali hutan Indonesia yang sudah gundul,” tegasnya di sela-sela pertemuan bilateral Utsus dengan berbagai mitra internasional.
Diketahui, Utusan khusus Presiden untuk isu Perubahan Iklim Hashim Djojohadikusumo mengatakan Presiden Prabowo Subianto akan melakukan reforestasi atau penghijauan hutan raksasa seluas 12,7 juta hektare kawasan hutan rusak di Indonesia. Hutan tersebut rusak parah karena berbagai penyebab, termasuk kebakaran hutan ganas pada 1992, 1997, dan 2016.
Menurut Hashim, reforestasi akan dilakukan dengan mengubah lahan menjadi wilayah hijau dengan tutupan tanaman keras dan tanaman buah. Hashim menilai konsep reforestasi ini sudah terbukti bisa berhasil.
“Bukti konsep reforestasi hutan sudah dapat ditunjukkan pada dunia di satu lokasi bernama Semboja Lestari, satu jam perjalanan di utara Balikpapan. Ada 1.000 hektare lahan telah sepenuhnya tercipta kembali dari kondisi sebelumnya padang rumput,” ungkapnya di Paviliun Indonesia di tengah arena COP-29, Baku, Azerbaijan, Senin (11/11/2024).
Hashim juga menegaskan, Presiden Prabowo Subianto berkomitmen melanjutkan kesepakatan dan hal yang telah dikerjakan oleh presiden sebelumnya. Indonesia berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca menuju nol emisi karbon pada 2060 atau lebih cepat dan menghindari satu miliar ton emisi karbon dioksida.
Target tersebut dilakukan dengan beralih dari pembangunan berbasis bahan bakar fosil ke pembangunan berbasis energi terbarukan. Pemerintahan Prabowo berencana menambah 75 persen kapasitas pembangkit listrik.
Dia mengatakan, energi bersih yang terjangkau akan disediakan untuk mempercepat pertumbuhan, menciptakan lebih banyak lapangan kerja, menjamin ketahanan pangan, dan mengentaskan kemiskinan demi kesejahteraan masyarakat sekaligus menyeimbangkan pertumbuhan, lingkungan hidup, dan keberlanjutan.
Pemerintah Prabowo juga mulai menghijaukan kembali lebih dari 12 juta hektare hutan yang rusak parah seiring berjalan waktu, merevitalisasi lahan terdegradasi untuk meningkatkan produksi pangan, melindungi lautan demi kesejahteraan ekonomi biru, dan memberdayakan masyarakat lokal untuk ketahanan iklim dan pekerjaan ramah lingkungan yang berkualitas. (*/jnp)