Palangka Raya, Kantamedia.com – Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Tengah terus memperkuat sinergi dengan berbagai pihak guna menangkal penyebaran paham radikalisme dan terorisme di daerah. Salah satu langkah strategis dilakukan melalui silaturahmi bersama jajaran Satgaswil Densus 88 Anti Teror Kalteng, Kamis (3/7), sebagai bentuk kolaborasi pencegahan dini di lapangan.
Kasatgaswil Densus 88 Kalteng, Kombes Pol Yulianto Rombe Biantong, menilai keberadaan FKPT sangat strategis dalam memperkuat upaya preventif. Ia menyatakan dukungannya terhadap program-program pencegahan yang dilakukan oleh FKPT.
“Keberadaan FKPT sangat penting karena pencegahan adalah kunci utama dalam meredam potensi gerakan terorisme di tanah air,” tegas Rombe.
Silaturahmi tersebut dihadiri langsung Ketua FKPT Kalteng, Prof. Khairil Anwar, bersama pengurus lainnya yakni Sekretaris Fajar Sri Ningsih, Ketua Bidang Perempuan dan Anak Dileli D. Astuti, serta Ketua Bidang Agama M. Rozikin Muchlas.
Prof. Khairil menyampaikan bahwa kolaborasi menjadi kebutuhan mendesak mengingat pengaruh radikalisme dan intoleransi kian meresap di berbagai lapisan masyarakat, bahkan telah menyusup ke kalangan aparatur sipil negara (ASN).
“Banyak ASN yang terpapar ideologi bertentangan dengan Pancasila. Inilah yang harus menjadi perhatian serius,” ujarnya.
Khairil menegaskan bahwa meskipun Indeks Potensi Radikalisme (IPR) Kalteng mengalami penurunan signifikan—dari peringkat 4 nasional pada 2020 menjadi peringkat 18 pada 2023—ancaman ideologi radikal masih nyata.
“Penurunan IPR bukan berarti kita sudah aman. Justru ini momen untuk meningkatkan kewaspadaan,” tegasnya.
Ia juga menyoroti tantangan berat di tahun 2025 akibat kebijakan efisiensi anggaran pemerintah yang berdampak langsung pada terbatasnya agenda pencegahan yang bisa digelar secara langsung.
Sebagai solusi, FKPT berencana memperluas edukasi dan penyebaran informasi melalui media massa, platform digital, dan kegiatan daring sebagai alternatif tatap muka.
“Kami akan tetap hadir di masyarakat. Kalau tak bisa langsung bertemu, kami masuk lewat media. Ini komitmen kami untuk melindungi masyarakat dari bahaya radikalisme,” pungkas Khairil. (Mhu).