Kantamedia.com – Kasus bullying atau perundungan di sekolah kembali terjadi dan menelan korban jiwa. Mirisnya, peristiwa memilukan itu menimpa pelajar yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD). Korban tewas usai mengalami luka bakar yang mengenaskan.
Peristiwa tragis tragis itu terjadi di salah satu sekolah kawasan Padang Pariaman, Sumatera Barat yakni SDN 10 Durian Jantung.
Salah seorang murid yang bernama Aldelia Rahma (11) menjadi korban perundungan (bullying) oleh temannya di sekolah.
Korban juga diduga dibakar oleh temannya dengan menyiramkan bahan bakar minyak jenis Pertalite yang menyebabkan dirinya menderita luka bakar, hingga meninggal dunia.
Kronologi bermula ketika temannya diminta wali kelas untuk membakar sampah pada 23 Februari 2024.
“Awalnya Aldelia yang sedang mengikuti pelajaran olahraga dipanggil oleh guru. Ia diminta untuk membakar sampah di belakang sekolah,” kata Media Madona, selaku kakak sepupu korban dilansir Kilat.com.
Saat membakar sampah, salah satu temannya menyiramkan Pertalite ke tubuh Aldelia.
“Bensin itu diarahkannya ke Aldelia, sehingga api membakar pakaiannya,” ujar Madona.
Aldelia lantas kabur ke WC sekolah untuk memadamkam apinya, sedangkan teman-temannya kabur setelah melihat korban terbakar.
Guru yang melihat kejadian itu menyuruh Aldelia untuk berguling-guling di tanah agar padam.
Akibat kejadian ini, Aldelia menderita luka bakar hampir di seluruh tubuh. Ia pun dibawa ke Puskesmas terdekat lalu dirujuk ke RSUP M Djamil Padang selama 35 hari. Korban juga telah menjalani operasi sebanyak empat kali.
Setelah itu, Aldelia diperbolehkan pulang untuk rawat jalan. Sayangnya, kondisi korban tak kunjung membaik. Aldelia bahkan mengalami gizi buruk.
Pada akhirnya, bocah malang itu harus meregang nyawa pada 21 Mei 2024 di RSUP M Djamil Padang.
Atas peristiwa itu, Media Madona selaku kakak sepupu pihak keluarga korban menuntut keras SDN 10 Durian Jantung.
Madona menilai pihak sekolah tidak becus dalam menjaga serta mendidik muridnya.
“Kami sejauh ini sudah membuat laporan ke polres. Laporan dibuat sehari sebelum Aldelia meninggal,” ucapnya.
“Kami dari awal sudah tidak senang. Kejadian di jam sekolah dan di lingkungan sekolah,” lanjutnya.
Madona menuturkan bahwa adik sepupunya ini sering dapat perlakuan yang tidak pantas oleh temanya. Namun, dia menilai pihak sekolah acuh tak acuh dengan tindakan perundungan terhadap adiknya tersebut.
“Aldelia selama ini sering dibully oleh anak ini (pelaku). Dia sering ditendang, ditempeleng, didorong,” ungkapnya.
“Setiap dia mengadu ke guru, wali kelas malah memarahi korban karena berteman dengan laki-laki,” imbuhnya. (*)