Sosok Melanie Perkins, Pendiri Canva yang Masuk 100 Wanita Paling Berpengaruh di Dunia

Kantamedia.com – Bagi kamu yang suka membuat berbagai desain grafis secara instan, tentu tak asing dengan aplikasi Canva. Tapi tahukah kamu, salah satu pendiri sekaligus CEO Canva adalah seorang wanita, bernama Melanie Perkins.

Canva didirikan di Perth, Australia oleh Melanie Perkins, bersama dua rekannya, Cliff Obrecht dan Cameron Adams pada 1 Januari 2013. Dan pada tahun pertamanya saja, Canva sudah mampu mencatat jumlah pengguna sebanyak 750,000 orang.

Saat ini, Melanie adalah salah satu CEO wanita termuda yang memimpin startup teknologi senilai lebih dari satu miliar dolar. Sebagai CEO, Melanie Perkins memimpin tim lebih dari 650 orang dengan di tiga kantor di Sydney, Manila, dan Beijing.

Tak heran jika kemudian Melanie Perkins dinobatkan sebagai salah satu CEO wanita muda hebat yang masuk peringkat ke-90 dalam daftar “100 Wanita Paling Berpengaruh di Dunia” versi Forbes.

Melanie Perkins lahir di Perth, Australia Barat, pada tahun 1987. Ia berasal dari keluarga multikultural. Ayahnya diketahui merupakan insinyur asal Malaysia keturunan Filipina dan Sri Lanka, sementara ibunya merupakan orang Australia dan bekerja sebagai guru.

Jiwa bisnis Melanie tumbuh sejak belia. Diketahui dia telah memulai usaha pertamanya ketika berusia 14 tahun, membuat syal buatan tangan yang dijualnya di toko-toko dan pasar di seluruh Perth

Dilansir dari profil LinkedIn, Melanie Perkins mengenyam pendidikan di University of Western Australia mengambil jurusan Periklanan. Pada tahun 2009, ia melanjutkan pendidikan khusus Inovasi Periklanan di universitas yang sama.

Sejak kuliah di University of Western Australia, Melanie Perkins sudah tertarik dengan dunia desain. Namun di saat yang bersamaan, ia sadar bahwa tidak banyak orang yang bisa menggunakan software desain karena terlalu rumit dan kompleks.

Melanie kemudian mendapatkan ide untuk menciptakan alat desain yang lebih sederhana dan mudah digunakan oleh semua kalangan.

Melanie Dan Pendiri Canva
Melanie Perkins, bersama dua rekannya, Cliff Obrecht dan Cameron Adams

Ia kemudian memutuskan untuk keluar dari universitas. Bersama dengan Cliff Obrecht (kini suaminya), Perkins mendirikan Fusion Books pada 2007, sebuah platform untuk mencetak buku tahunan sekolah.

Ide untuk Fusion Books muncul saat Mel menjadi guru privat paruh waktu. Ia bekerja dengan siswa Photoshop dan InDesign, dan menyadari bahwa alat desain yang ia gunakan untuk mengajar sangat sulit digunakan.

Platform yang merupakan perusahaan pertamanya ini mereka buat sukses. Selama lima tahun, Fusion Books tumbuh menjadi perusahaan buku tahunan terbesar di Australia dan berkembang ke Prancis dan Selandia Baru.

“Butuh waktu satu semester penuh bagi para siswa untuk mempelajari dasar-dasarnya. Saya menyadari bahwa masa depan desain akan sangat berbeda, yaitu desain akan bersifat daring, sederhana, kolaboratif, dan dapat diakses oleh semua orang,” kata Melanie Perkins.

Namun Perkins dan Obrecht sadar bahwa bisnis mereka bisa berkembang jika memiliki investasi. Akhirnya Perkins mulai mencari modal ventura. Dalam perjalanannya mencari investor pertama, Perkins menerima lebih dari ratusan penolakan.

Tiga tahun kemudian Perkins dan Obrecht bertemu dengan Cameron Adams, engineer Google, sosok pertama yang memberikan investasi. Tidak hanya memberikan modal ventura saja, Cameron Adams juga bergabung dengan Perkins dan Obrecht sebagai co-founder.

Pada tahun 2013, Canva akhirnya diluncurkan untuk memudahkan siapa saja dalam hal membuat desain berkualitas. Pada Mei 2019, Canva mengumumkan akuisisi terhadap Pixabay dan Pexels, dua situs fotografi gratis berbasis di Jerman, yang memungkinkan pengguna Canva untuk bisa mengakses foto-foto mereka dalam membuat desain.

Kini bisnis yang didirikannya terbilang sukses. Dilansir dari website Canva, sekarang Canva memiliki lebih dari 170 juta pengguna di seluruh dunia dan lebih dari 20 miliar desain yang dibuat di platformnya.

Harta Kekayaan Melanie Perkins

Melanie Perkins tercatat memiliki harta kekayaan sebesar US$5,8 miliar atau setara dengan Rp94 triliun.

Per Mei 2024, Australian Financial Review memperkirakan kekayaan bersih gabungan Melanie Perkins dengan Obrecht mencapai A$14,14 miliar (Rp230 triliun).

Total kekayaan ini menjadikan mereka masuk dalam daftar “Orang Terkaya 2025”. (*)

TAGGED:
Bagikan berita ini
Bsi