Kantamedia.com – Meskipun Indonesia memiliki perkebunan tebu dan pabrik gula yang sudah ada sejak masa Hindia Belanda, hingga kini negara ini masih harus mengimpor gula dalam jumlah besar. Pada tahun 2023, Indonesia mencatatkan impor gula senilai lebih dari Rp40 triliun, termasuk untuk konsumsi dan kebutuhan industri.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian dalam Outlook Tebu 2023, produksi gula kristal putih (GKP) nasional pada tahun 2022 mencapai 2,41 juta ton. Meski mengalami peningkatan 13,5% dari tahun sebelumnya, produksi tersebut masih belum mencukupi kebutuhan gula domestik, yang diproyeksikan mencapai 3,13 juta ton. Akibatnya, Indonesia harus menutup kekurangan dengan mengimpor gula, terutama dalam bentuk gula kristal mentah (raw sugar).
Selama tahun 2022, Indonesia merealisasikan impor gula sebesar 6 juta ton, meningkat 10,13% dibandingkan tahun sebelumnya. Impor tersebut datang dari berbagai negara, dengan pemasok utama seperti Thailand, India, Brasil, dan Australia.
Pemerintah telah mencanangkan upaya swasembada gula sejak 2020, termasuk melalui revitalisasi pabrik gula dan program intensifikasi lahan. Bahkan, pada tahun 2023, Presiden Joko Widodo menargetkan swasembada gula dapat dicapai pada tahun 2028, disertai dengan peningkatan produksi bioetanol pada 2030 melalui Perpres Nomor 40 Tahun 2023.
Namun, sepanjang Januari hingga September 2024, Indonesia telah mengimpor 3,66 juta ton gula dengan nilai mencapai Rp33,61 triliun. Ini menandakan ketergantungan pada impor gula masih tinggi, meskipun ada proyeksi ketersediaan gula nasional sebanyak 4,12 juta ton pada 2024.
Kasus korupsi impor gula juga menambah kompleksitas situasi ini. Kejaksaan Agung menetapkan dua tersangka, termasuk mantan Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong, terkait impor gula kristal mentah pada 2015, meskipun Indonesia dinyatakan mengalami surplus gula pada tahun tersebut.
Dengan tantangan produksi yang masih jauh dari target dan persoalan hukum terkait impor, target swasembada gula tahun 2028 mungkin menghadapi kendala besar di masa mendatang. (*Mhu)