Palangka Raya, Kantamedia.com – Untuk meningkatkan literasi keuangan serta peran perempuan dalam mendorong kesejahteraan masyarakat. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Kementerian Keuangan Republik Indonesia menyelenggarakan kegiatan edukasi keuangan kepada kaum perempuan Indonesia.
OJK bersama Kementerian Keuangan Republik Indonesia menyelenggarakan acara Edukasi Keuangan BUNDAKU (Ibu, Anak, dan Keluarga Cakap Keuangan) dengan tema “Ibu Cerdas Keuangan, Mewujudkan Keluarga Sejahtera” di Jakarta pada Selasa, (25/06/2024) lalu.
Acara tersebut dihadiri Menteri Keuangan Sri Mulyani, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dan Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi.
Pada kegiatan itu Kantor OJK Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), menyaksikan secara daring melalui zoom meeting, yang dihadiri organisasi perempuan di Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah.
Organisasi yang mengikuti diantaranya Ketua Ikatan Istri Pegawai OJK (IIPOJK) Kalteng, Anke Primandanu Febriyan Aziz beserta jajaran, Ketua Pokja III Tim Penggerak PKK Kalteng, Wakil Ketua Dharmayukti Karini Provinsi Kalimantan Tengah beserta jajaran, Wakil Ketua Persatuan Istri Pegawai Bank Indonesia (PIPEBI) Provinsi Kalimantan Tengah beserta jajaran, pengurus dan anggota Ikatan Wanita Bank (IWABA) Kalimantan Tengah.
Kepala OJK Kalteng Primandanu Febriyan Aziz, dalam sambutannya yang disampaikan oleh Ketua IIPOJK Provinsi Kalteng, Anke Primandanu, menyampaikan, perempuan punya peranan sangat penting dalam keluarga, terutama dalam hal keuangan.
“Salah satu peran perempuan adalah sebagai “menteri keuangan” bagi keluarganya. Peranan penting itu tentu perlu dijalankan dengan baik dan bijak agar keuangan keluarga terus terjaga baik di masa kini maupun di masa depan,”ujarnya.
Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilaksanakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2022, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 49,68 persen, atau meningkat dibandingkan tahun 2019 yang hanya sebesar 38,03 persen.
Sementara indeks inklusi keuangan tahun ini mencapai 85,10 persen atau meningkat dibanding periode SNLIK sebelumnya di tahun 2019 yaitu 76,19 persen.
Dari sisi gender, indeks literasi keuangan perempuan sedikit lebih tinggi, yaitu sebesar 50,33 persen dibanding laki-laki yang sebesar 49,05 persen. Sedangkan dari sisi inklusi keuangan, laki-laki yang mengakses industri jasa keuangan masih lebih tinggi, yaitu sebesar 86,28 persen, dibanding indeks inklusi keuangan perempuan di angka 83,88 persen. (Mhu)