Pulang Pisau, Kantamedia. com – Wakil Bupati Pulang Pisau, H. Ahmad Jayadikarta menegaskan komitmennya untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Pulang Pisau hingga di bawah 20 persen pada tahun 2025. Hal tersebut disampaikannya saat memimpin Rapat Koordinasi Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting (TP3S) di Aula Kecamatan Maliku, Selasa (7/10/2025).
Dalam kesempatan itu, Jayadikarta yang kini juga menjabat sebagai Ketua TP3S Kabupaten Pulang Pisau mengungkapkan bahwa dirinya baru saja menerima mandat kepemimpinan tim dari Sekretaris Daerah Tony Harisinta. Namun, ia menyayangkan bahwa angka stunting di daerah justru mengalami peningkatan dari 24 persen menjadi 27,9 persen.
“Saya bersyukur sekaligus tertantang. Artinya, kita harus bekerja lebih keras lagi agar tahun ini angka stunting bisa turun di bawah 20 persen,” tegas Jayadikarta di hadapan para kepala desa, camat, kader posyandu, dan perwakilan perangkat daerah yang hadir.
Wakil Bupati menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau telah menyiapkan berbagai langkah konkret untuk memperkuat program pencegahan stunting. Mulai dari dukungan pangan bergizi bagi anak-anak terdampak, hingga intervensi lintas sektor yang dilakukan langsung di tingkat desa.
“Ujung tombak keberhasilan program ini adalah kepala desa dan kader di lapangan. Mereka yang paling paham kondisi nyata masyarakat,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya validasi data stunting melalui sistem by name by address. Menurutnya, kesalahan pencatatan data sering kali menyebabkan ketidaksesuaian antara hasil pemantauan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGM) dengan survei nasional SSGI.
“Kadang ada anak yang datanya salah tempat. Akibatnya hasil survei menunjukkan angka stunting tinggi padahal tidak sesuai dengan kondisi di lapangan,” jelasnya.
Jayadikarta menekankan bahwa keakuratan data menjadi kunci agar program intervensi pemerintah tepat sasaran, terutama dalam pembangunan sanitasi, penyediaan air bersih, dan perbaikan pola asuh keluarga.
“Jangan sampai lokasi terdampak stunting di satu RT, tapi program air bersihnya justru dibangun di RT lain. Ini yang membuat kita sulit menekan angka stunting,” tegasnya.
Ia juga menyoroti peran vital Posyandu sebagai garda terdepan dalam upaya pengendalian stunting di tingkat desa. Dengan nada ringan, ia menyebut para ibu kader Posyandu kini bekerja lebih giat dibanding kepala desa karena hampir seluruh kegiatan pelayanan kesehatan dasar terintegrasi di posyandu.
Menutup arahannya, Wakil Bupati Ahmad Jayadikarta menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berperan aktif dalam upaya penurunan stunting, khususnya di Kecamatan Maliku.
“Saya ucapkan terima kasih kepada para kepala desa, kader, PKK, dan seluruh tim TP3S Kecamatan Maliku. Dengan kerja sama yang kuat, saya yakin stunting di Pulang Pisau bisa kita tekan di bawah 20 persen,” pungkasnya optimistis. (arw/*)