Hut Ri

Bupati dan Wakil Bupati Tanam Pohon di MAN 1 Pulang Pisau

Peringati Hari Bumi ke-53

 

Pulang Pisau, Kantamedia.com – Dalam rangka memperingati Hari Bumi ke-53 Tahun 2025, Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau bersama Kementerian Agama dan Dinas Lingkungan Hidup menggelar kegiatan penanaman pohon secara simbolis di halaman MAN 1 Pulang Pisau, Selasa (22/4/2025).

Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Bupati Pulang Pisau H. Ahmad Rifa’i, S.Kom., Wakil Bupati H. Ahmad Jayadikarta, serta sejumlah pejabat dan undangan terkait.

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari kampanye nasional gerakan penghijauan dan penanaman 1 juta pohon matoa yang dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia. Pulang Pisau menjadi salah satu daerah yang turut mendukung penuh gerakan ini melalui kerja sama lintas sektor.

Dalam sambutannya, Bupati Ahmad Rifa’i menyampaikan apresiasi tinggi atas sinergi yang terjalin antara Kementerian Agama, DLHK Kabupaten Pulang Pisau, serta Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Kahayan yang telah berkolaborasi menggelar kegiatan ini.

“Penanaman pohon bukan hanya bentuk peringatan simbolis, tetapi juga wujud nyata kepedulian kita terhadap keberlangsungan bumi dan lingkungan hidup,” ujar Bupati.

Ia juga menekankan bahwa menjaga alam merupakan tanggung jawab kolektif seluruh masyarakat. “Mari kita tumbuhkan kesadaran bahwa menjaga bumi bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tugas kita semua sebagai penghuni planet ini,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pulang Pisau H. Kusnan Fatkhudin, S.Ag., M.AP. menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi dari Surat Edaran Sekjen Kemenag RI Nomor 182 Tahun 2025 tentang Gerakan Penanaman 1 Juta Pohon Matoa dalam rangka Hari Bumi ke-55.

“Sebagai wujud nyata dari nilai-nilai ekologi dan bagian dari Asta Program Prioritas Kemenag 2025–2029, gerakan ini bertujuan memperkuat harmoni antara manusia, alam, dan budaya,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa pohon matoa dipilih karena merupakan tanaman endemik Papua yang memiliki nilai ekologis dan kultural tinggi, serta diharapkan menjadi simbol kearifan lokal dalam gerakan pelestarian lingkungan.

“Gerakan ini bukan hanya sekadar menanam pohon, tapi juga membangun kesadaran kolektif untuk menjaga bumi demi masa depan yang lebih baik,” pungkasnya. (arw/*)

TAGGED:
Bagikan berita ini