Kantamedia.com – Orang pelit menurut Rasulullah Muhammad SAW, bukanlah orang yang mengekang hartanya dan bukan pula sulit dimintai bantuan. Namun orang bakhil atau pelit adalah orang yang ketika nama Nabi SAW terdengar di sisinya, ia enggan menimpalinya dengan ber-selawat (shalawat) kepadanya.
Padahal Allah SWT telah memerintahkan kepada umat Muslim agar senantiasa membaca selawat kepada Nabi Muhammad SAW.
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا ٥٦
Artinya: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya“. (QS Al Ahzab ayat 56)
Mengenai hal ini, Pimpinan dan Pengasuh Ponpes Modern Tazakka, KH Anang Rikza Masyhadi mengajarkan agar selalu mengucap selawat supaya terhindar menjadi orang yang bakhil.
Mengutip sebuah hadis Nabi SAW yang menyatakan,
الْبَخِيلُ مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ ثُمَّ لَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Orang yang bakhil itu adalah orang yang jika namaku disebut di dekatnya, ia tidak berselawat kepadaku.” Yaitu bacaan; ‘shallallahu alaihi wa sallam‘.” (HR. Ahmad)
“Jadi orang yang tidak mau berselawat, ketika nama Nabinya disebut (dan) dia mendengar, maka dia termasuk orang yang bakhil. Celakalah kita kalau sampai dicap bakhil oleh Nabi. Kalau saya dicap bakhil oleh orang lain mungkin sakit rasanya, tapi masih mending. Bagaimana jadinya kalau seorang mukmin/muslim dicap bakhil oleh nabinya sendiri? Padahal Nabi itulah yang akan memberinya syafaat di Yaumil akhir,” ujarnya di depan para santri.
Dirinya sengaja mengajarkan agar seluruh umat Muslim peka melalui seluruh indra yang dimiliki, baik telinga, pikiran, serta mulutnya. Sehingga ketika nama Nabi Muhammad SAW disebut, langsung berselawat mengucap ‘Shallallahu alaihi‘.
“Jangan pakai jeda, jangan ada loading. Nggak usah terlalu kenceng, tapi juga jangan dalam hati, keluarkan. Kita diberi pita suara, otak, hati, pendengaran. Ini ibarat sedekah kita, ibadah kita, begitu mendengar nama Rasulullah SAW, langsung ‘Shallallahu Alaihi‘. Supaya telinga, mulut, pikiran, dan hatimu mendapat pahala,” jelasnya.
Ditambah lagi, lanjutnya, ucapan tersebut dilakukan secara berjamaah, maka syafaat dari Rasulullah SAW turun juga secara berjamaah.
KH Anang kembali menjelaskan, ini merupakan perintah Allah SWT yang ditujukan kepada umat Muslim agar senantiasa membaca selawat kepada Nabi Muhammad SAW.
“Barang siapa yang berselawat kepada-Ku, kata Rasul, maka Allah akan membalasnya dengan 10 selawat. Jadi satu kali selawat mu tadi, ‘Shallallahu alahi‘, maka Allah menurunkan 10 rahmat-Nya. Satu kalimat itu nggak pakai tenaga, orang sakit bahkan sekarat sekalipun masih bisa dia menyebut shallalahu alaihi. Kalau tidak mau, pantas Rasul mengatakan bakhil,” tandasnya. (*)