12 Hari Perang Lawan Iran, Israel Rugi Rp194 Triliun Akibat Kerusakan Infrastruktur

Kantamedia.com – Pemerintah Israel mengakui bahwa negaranya mengalami kerusakan besar-besaran akibat konflik militer selama 12 hari dengan Iran. Otoritas setempat memperkirakan bahwa total biaya konflik mencapai US$ 12 miliar (sekitar Rp 194 triliun), dengan kerugian mencakup kerusakan infrastruktur, kerugian ekonomi, dan penggantian sistem persenjataan yang digunakan dalam perang.

Otoritas Pajak Israel, dalam pernyataan pada Kamis (26/6/2025) memperkirakan biaya sekitar US$ 3 miliar hanya untuk memperbaiki infrastruktur yang terkena rudal dan mengompensasi kerugian bisnis lokal. Estimasi ini belum termasuk biaya pengadaan ulang sistem persenjataan yang digunakan selama konflik, sehingga total biaya akhir diprediksi jauh lebih tinggi.

“Ini adalah tantangan terbesar yang kita hadapi. Israel tidak pernah mengalami kerusakan sebesar ini dalam sejarahnya,” kata Kepala Otoritas Pajak Israel, Shay Aharonovich, kepada wartawan.

Sementara itu, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich memperkirakan total biaya konflik mencapai US$ 12 miliar, dan Gubernur Bank Israel Amir Yaron menyebut angkanya bisa berada di kisaran US$ 6 miliar. Para analis menilai beban keuangan ini sangat memberatkan, mengingat ekonomi Israel sudah tertekan oleh konflik berkepanjangan sejak 2023.

Israel memiliki salah satu sistem pertahanan udara paling canggih di dunia, yang didukung penuh oleh Amerika Serikat. Namun, militer Israel memperingatkan bahwa 10-15% rudal masih bisa menembus jaringan pertahanan tersebut, menyebabkan kerusakan yang signifikan.

Selama 12 hari konflik, perekonomian Israel nyaris lumpuh, dengan hanya sektor-sektor penting yang tetap beroperasi. Pemerintah memperkirakan bahwa kompensasi atas kerusakan kali ini bisa dua kali lipat dari dana yang telah dikeluarkan untuk serangan sebelumnya dari Hamas dan Hizbullah sejak Oktober 2023.

Financial Times melaporkan bahwa dalam minggu pertama konflik, Israel telah menghabiskan sekitar US$ 5 miliar, dengan biaya operasi harian mencapai US$ 725 juta, terdiri dari US$ 593 juta untuk serangan udara dan US$ 132 juta untuk pertahanan.

Konflik dimulai pada 13 Juni 2025, saat Israel meluncurkan serangan udara pendahuluan ke wilayah Iran dalam operasi Lion Rising, yang menewaskan sejumlah komandan senior dan ilmuwan nuklir Iran.

Iran merespons melalui operasi True Promise 3, meluncurkan serangan balasan besar-besaran. Lebih dari 606 orang tewas dan 5.300 lainnya terluka di Iran, sementara di pihak Israel, 28 orang tewas dan lebih dari 2.500 lainnya cedera.

Pada Minggu (22/6/2025) dini hari, Amerika Serikat turut campur dengan mengirimkan pesawat pengebom B-2 untuk menyerang tiga fasilitas nuklir Iran. Pemerintah AS kemudian mendorong kedua pihak untuk menyepakati gencatan senjata.

Presiden Donald Trump mengumumkan pada Senin (23/6/2025), bahwa Iran dan Israel telah menyepakati gencatan senjata menyeluruh, yang secara resmi berlaku pada Selasa (24/6/2025). Kedua negara menyatakan diri mereka sebagai pemenang dalam konflik ini. (*)

TAGGED:
Bagikan berita ini