Ini Penjelasan BMKG Sampit Terkait Gempa di Kotim

Sampit, kantamedia.com – Gempa berkekuatan Magnitudo 4,5 yang terjadi di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Senin (30/10/2023) dinihari membuat geger warga. Pasalnya, gempa bumi ini merupakan peristiwa yang pertama kali terjadi di wilayah setempat.

Gempa itu terutama dirasakan di Kecamatan Cempaga, Kecamatan dan Kecamatan Mentawa Baru Ketapang Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah dan Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, dengan skala III MMI. Artinya, getaran gempa itu nyata dirasakan di dalam rumah atau terasa getaran seakan-akan ada truk lewat.

Berdasarkan data, gempa bumi ini bukan yang pertama kali terjadi di wilayah Kalimantan Tengah. Pada 2018, gempa dengan Magnitudo 4,2 pernah terjadi di Kabupaten Katingan.

Pusat gempa itu berjarak 70 Km barat laut Kota Palangka Raya, dengan kedalaman 5 Km. Namun, gempa itu tidak dirasakan masyarakat.

Menurut pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sampit, episenter gempa bumi terletak pada koordinator 2.31 LS ;113 02 pada kedalaman 13 kilometer.

“Gempa terjadi pada pukul 01.21 WIB, Senin 30 Oktober 2023. Untuk magnitudo 4,5 tepatnya di lokasi pada jarak 25 Km Timur Laut pada kedalaman 13 Km,” kata Prakirawan BMKG Sampit Suci Priatin Ningsih, Senin (30/10/2023).

Selain itu dirinya juga menyatakan bahwa dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang dipicu aktivitas sesar aktif yang belum terpetakan.

Menurut Suci, hingga pukul 06.00 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dan tidak berpotensi tsunami.

“Berdasarkan pemodelan peta guncangan (shakemap), gempa bumi ini dirasakan di Desa Sungai Paring, Kecamatan Cempaga dengan skala intensitas IV MMI, di Kecamatan Baamang dan Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dengan skala intensitas III MMI,” ujarnya.

Dirinya menyarankan untuk masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

“Masyarakat juga diimbau agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke dalam rumah,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono dikutip dari akun X (Twitter) nya mengungkap hal serupa terkait penyebab gempa bumi magnitudo 4,5 yang mengguncang sejumlah wilayah di Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Senin (30/10/2023) pukul 01.21 WIB.

Menurut Daryono, gempa bumi tersebut merupakan jenis gempa kerak dangkal atau shallow crustal earthquake. Gempa itu dipicu oleh aktivitas sesar aktif yang belum terpetakan.

“Kalau sampai memicu gempa Mag 4,5 artinya sumber gempa sesar aktif tersebut memang sudah ada di Kab Kotawaringin Kalteng sejak lama. Hanya sekarang saja baru rilis energi gempa,” tulis Daryono dalam akun X @daryonobmkg, Senin.

”Dari hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami,” kata Daryono.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur Multazam menjelaskan, berdasarkan hasil pengecekan, tidak ada laporan korban jiwa ataupun terluka akibat gempa itu.

Kerusakan dilaporkan hanya terjadi di sebuah masjid dilaporkan mengalami kerusakan, yakni terlepasnya beberapa keramik di bagian tiang masjid.

”Kalau cerita dari masyarakat, tadi malam mereka memang berhamburan keluar rumah. Saat sudah tenang, mereka kembali masuk ke rumah,” kata Multazam, Senin (30/10/2023). (wsn)

Bagikan berita ini

KANTAMEDIA CHANNEL

YouTube Video
Bsi