Kantamedia.com – Pemerintahan Jepang memprediksi, potensi gempa bumi berkekuatan 9 magnitudo yang bisa menewaskan 298.000 orang. Prediksi bencana gempa bumi tersebut, potensi terjadi di negara Jepang itu sendiri.
Melansir laman RRI dari media daring Australia, prediksi gempa bumi 9 magnitudo dirilis Kantor Kabinet Jepang. Tepatnya, ketika pemerintahan Jepang merilis laporan permodelan mega gempa di negaranya sendiri.
Dalam rilis pemerintahan Jepang itu, permodelan gempa bumi itu memakai kekuatan 9 magnitudo. Hasil data simulasi yang dilakukan pemerintahan Jepang, berpotensi menewaskan 298.000 orang.
Tidak hanya itu, jika gempa bumi 9 magnitudo terjadi, Jepang juga merugi secara ekonomi. Kerugian ekonomi pemerintahan Jepang jika gempa bumi tersebut terjadi, diprediksi mencapai 270,3 triliun Yen (Rp30.699,15 triliun).
Pemerintah Jepang juga mengungkapkan, gempa bumi 9 magnitudo ini juga diprediksi menimbulkan tsunami, gedung hancur dan kebakaran. Dampaknya, sebanyak 1,23 juta orang diproyeksikan harus dievakuasi ke tempat aman.
Permodelan gempa bumi 9 magnitudo ini, merupakan versi update (terbaru) dari tahun 2014. Potensi gempanya ada di Terusan Nankai di selatan Jepang.
Pemerintahan Jepang mengungkapkan, terdapat palung bawah laut sepanjang 800 km dari Shizuoka di barat Tokyo. Palung bawah laut itu sampai ke ujung selatan Pulau Kyushu.
Tidak hanya itu, pemerintahan Jepang menjelaskan, terdapat juga lempeng tektonik samudra dari Laut Filipina. Hal ini bisa mengalami subduksi atau perlahan menyelip ke bawah lempeng benua di bawah Jepang.
Lempeng ini tersangkut saat bergerak dan menyimpan energi super besar. Jika terlepas, pastinya mengakibatkan gempa bumi berskala masif.
Kelompok kerja manajemen bencana dari Kantor Kabinet Jepang mengumumkan permodelan mega gempa ini menimbulkan tsunami. Tsunami ini, bisa menewaskan 215 ribu orang, menghancurkan 73 ribu bangunan dan 9.000 bangunan lain kebakaran.
Harap diingat, ini adalah prediksi dan permodelan, bukan ramalan kejadian di masa depan. Namun, Jepang merasa penting untuk membuat proyeksi ini sebagai strategi tanggap bencana di masa depan. (*)
