Kantamedia.com — Memanaskan ulang makanan sisa kerap menjadi pilihan praktis bagi banyak orang. Namun, tidak semua jenis makanan aman untuk dipanaskan kembali. Dosen Departemen Gizi Masyarakat IPB University, Dr. Karina Rahmadia Ekawidyani, mengingatkan bahwa beberapa kategori makanan justru berisiko menimbulkan penyakit jika tidak ditangani dengan benar.
“Pada dasarnya semua makanan yang dimasak dengan benar bisa dipanaskan kembali. Tetapi ada beberapa kategori yang sebaiknya dihindari karena mengandung senyawa tertentu atau berisiko terkontaminasi bakteri,” ujar Karina dalam keterangan resmi yang dikutip dari laman IPB University, Rabu (24/9/2025).
Karina menyebut sayuran hijau tinggi nitrat seperti bayam, kale, wortel, lobak, dan seledri sebaiknya tidak dipanaskan ulang karena dapat berubah menjadi senyawa karsinogenik. Makanan berbasis protein seperti ayam dan telur juga rentan terhadap kontaminasi bakteri Salmonella, sementara nasi dingin bisa menjadi media tumbuhnya Bacillus cereus.
Daging olahan pun tak luput dari risiko, karena bahan pengawetnya dapat menghasilkan zat karsinogenik saat dipanaskan ulang. Ia juga mengingatkan agar masyarakat berhati-hati terhadap makanan buffet atau take away yang tidak jelas waktu dan cara pengolahannya.
“Risiko utama dari makanan yang dipanaskan berulang kali adalah keracunan makanan. Bakteri bisa tumbuh cepat pada suhu 4°C–60°C jika proses pemanasan tidak tepat,” jelasnya.
Karina menyarankan pemanasan dilakukan hingga suhu bagian dalam makanan mencapai minimal 70°C selama dua menit, 75°C selama 30 detik, atau 80°C selama enam detik. Ia juga menekankan pentingnya penyimpanan yang benar: makanan baru dimasak sebaiknya langsung dibagi ke dalam porsi kecil dan disimpan dalam wadah kedap udara di chiller selama 3–4 hari atau dibekukan hingga 3–4 bulan.
Untuk makanan berkuah, pemanasan ulang sebaiknya dilakukan dengan cara direbus hingga mendidih. Sementara makanan tanpa kuah dapat dihangatkan dengan cara dikukus, ditumis, dipanggang, atau menggunakan microwave, oven, maupun air fryer.
“Perlu diingat, makanan beku yang sudah dicairkan tidak boleh dibekukan kembali. Ini sangat penting untuk menjaga kualitas dan keamanan pangan,” tutup Karina. (Mhu).