7 Gejala Infeksi Ginjal yang Sering Diabaikan

Kantamedia.com – Gejala infeksi ginjal seringkali dianggap sebagai masalah biasa atau dikira sebagai sakit punggung biasa, flu, atau infeksi saluran kemih ringan. Hal ini membuat banyak orang menunda untuk mencari pengobatan medis.

Infeksi ginjal, secara medis dikenal sebagai pielonefritis, terjadi ketika bakteri atau virus menyebar dari kandung kemih ke salah satu atau kedua ginjal. Infeksi ini merupakan kondisi kesehatan yang serius, namun kerap tidak disadari oleh banyak orang.  Jika tidak segera diobati, infeksi ini bisa menyebabkan komplikasi serius seperti kerusakan ginjal permanen, penyebaran infeksi ke aliran darah (sepsis), hingga kematian dalam kasus yang parah.

Biasanya infeksi ini diawali dari infeksi saluran kemih (ISK) yang tidak ditangani dengan benar. Untuk mencegah infeksi ginjal menjadi lebih parah, penting bagi Anda untuk mengetahui dan mengenali gejala-gejalanya sejak dini.

Berikut beberapa gejala infeksi ginjal yang sering diabaikan, seperti melansir dari Times of India, Senin (12/5/2025).

7 Gejala Infeksi Ginjal

1. Demam dan Menggigil

Tubuh merespons infeksi dengan menaikkan suhu tubuh untuk melawan bakteri penyebabnya. Oleh karena itu, demam tinggi yang disertai menggigil dan keringat dingin bisa menjadi indikator bahwa infeksi sudah mencapai ginjal.

Konsultan -Nefrologi, Rumah Sakit Manipal, Pune-Kharadi, Ganesh N Mhetras mengatakan, saat ginjal Anda melawan infeksi, tubuhmu akan merespons dengan gejala mirip flu.

“Ini termasuk demam yang sepertinya tidak kunjung hilang dan itu membuatmu merasa seperti terserang pilek dan batuk secara tiba-tiba,” jelasnya.

2. Munculnya Darah dalam Urine (Hematuria)

Hematuria atau darah dalam urine adalah sinyal peringatan yang sangat serius. Warna urine bisa berubah menjadi merah muda, merah tua, atau bahkan menyerupai cola.

Meskipun darah dalam urine juga bisa disebabkan oleh batu ginjal atau kondisi lainnya, infeksi ginjal merupakan salah satu penyebab utama yang harus segera diatasi. Pemeriksaan laboratorium dan tes urine diperlukan untuk memastikan penyebabnya.

Bagikan berita ini