Kantamedia.com – Model dan bintang sinetron Angela Gilsha Panari membagikan kisah mencekam yang ia alami saat mengikuti aksi “bearing witness” bersama Greenpeace Indonesia. Dalam video yang diunggah di akun TikTok resmi @greenpeaceid, Angela menceritakan detik-detik saat mereka dikejar kapal misterius usai menyaksikan kerusakan lingkungan di Pulau Kawe, Raja Ampat.
“Sumpah itu adalah momen yang paling deg-degan seumur hidup aku,” kata Angela dalam video yang viral di media sosial, Sabtu (14/6/2025).
Kisah Angela langsung menjadi viral dan memicu kemarahan netizen. Banyak yang kecewa dan tak menyangka tambang di sekitar kawasan wisata Raja Ampat masih aktif.
Kunjungan Angela Gilsha ke Raja Ampat dimulai dari Pulau Kawe, salah satu pulau indah yang tak jauh dari kawasan Wayag. Angela mengaku terpesona dengan keindahan alam di sana—pasir putih, terumbu karang warna neon, dan lautan yang penuh ikan berwarna-warni.
“Tadi kami ke sebuah pulau. Pulau itu benar-benar indah banget. Rasanya kayak unreal ada di situ. Pasir putih, koralnya warna neon, warna-warni, semua ikan warna-warni ada di situ. Lagi makan-makanin koral, pokoknya benar-benar rame banget lautan sama ikan warna-warni. Cantik banget.”
Setelah menikmati pesona lanskap bawah laut Pulau Kawe, perempuan berusia 30 tahun ini mengaku pindah ke “pulau satu lagi, di belakangnya.” Saat berpindah ke pulau lain di belakangnya, Angela Gilsha melihat langsung bekas kerukan tambang nikel di bagian atas pulau. Alat-alat berat berdiri di antara tanah yang terkelupas. Air laut yang semula jernih berubah menjadi coklat keruh karena sedimen tambang terbawa hujan, merusak ekosistem terumbu karang dan membuat ikan-ikan menghilang.
“Di situ, aku lihat secara langsung dengan mata kepala sendiri. Pulau yang setengahnya, bagian atasnya, sudah terkerup. Sudah berupa tanah, tanah, tanah, tanah, tanah, dan sudah banyak alat-alat berat di situ.”
“Di sekitar pantainya juga, pasirnya sudah cokelat, dan airnya sudah keruh, karena semalam hujan deras. Pasir dari atas itu semuanya masuk ke laut, dan itu merusak koral-koral. Ikan nggak bakalan mau tinggal di situ. Di situ ada security yang (membunyikan) klakson mobilnya dari atas pulau. ‘Tin, tin, tin,’ keras banget. Di situ aku mulai panik dong.”
Angela mengaku bingung mendapati perlakuan itu, karena, menurutnya, mendekat ke pulau tersebut adalah tindakan yang legal.
Ketegangan belum selesai. Saat Angela Gilsha dan tim Greenpeace mencoba meninggalkan lokasi, sebuah speedboat terlihat mengejar kapal mereka. Kapal itu mengikuti dari kejauhan, namun terus mendekat dan tidak menyerah.
“Terus kenapa memangnya nggak boleh lihat? Nggak lama kami pergi dari situ. Kami kira aman nih, oh ya sudah. Ternyata kami dikejar sama ada kapal. Aku nggak tahu,” akunya.
“Ini kan pengalaman pertama aku ikut kayak gini. Aku kira boat-nya itu paling cuma nakut-nakutin doang atau kepo ini siapa,” imbuh Angela. “Tapi ternyata kami benar-benar diikutin sampai jauh banget. Benar-benar kami sudah mau sampai (homestay) itu kayak, masih ada nggak ya kapalnya, masih ada nggak ya.”
“Karena keliatan banget kapalnya kecil, ngikutin kami dari jauh dan nggak nyerah nih. Sumpah tadi adalah momen yang paling deg-degan dalam hidup aku, tapi seru,” tandasnya.
Momen liburan ke Raja Ampat sempat juga sempat dibagikan dalam beberapa unggahan di akun Instagram Angela Gilsha.
Pesinetron itu menulis keterangan video yang dibagikan Minggu, 1 Juni 2025, “Bulan lalu aku ke Raja Ampat untuk pertama kalinya. Lautnya begitu jernih, memantulkan langit dengan cara yang tenang 🩵 Ikan-ikan kecil warna warni menari di antara karang, seolah tidak takut dilihat.🐠🪸”
“Bahkan dari tepi pantai, semua kehidupan bawah laut terlihat jelas! Seperti Tuhan memang sengaja ingin kita menyaksikan keajaiban-Nya tanpa harus menyelam terlalu dalam. Kadang kita sering mencari ketenangan ke tempat yang jauh, padahal di negeri kita sendiri banyak sekali hal yang bisa kita lihat dan nikmati,” tandasnya.
Kemudian akhir pekan lalu, ia berbagi, “Ini Pulau Kawe. Salah satu pulau favorit aku waktu liburan ke Raja Ampat bulan lalu. Ada yang aneh rasanya … Melihat laut sebening kristal, ikan-ikan, dan karang warna-warni terlihat jelas dari tepi pantai, lalu tahu bahwa nggak jauh dari sini, bahkan masih di pulau yang sama, ada tanah yang dilukai.”
Meski diliputi rasa takut, Angela Gilsha menyebut pengalaman itu sangat berharga. Ia menyadari betapa besar kerusakan yang sedang terjadi di balik keindahan Raja Ampat, salah satu wilayah dengan keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia. (*)