Hut Ri

Sappho, Dewi Penyair Yunani Cikal Bakal Praktik Lesbian

Kantamedia.com – Penyair Yunani Kuno bernama Sappho, disebut menjadi sosok yang menjadi cikal bakal kemunculan kaum lesbian atau pecinta sesama jenis bagi perempuan di dunia.

Mengutip dari Ancient of Greek, Sappho merupakan seorang penyair asal Yunani kuno yang kerap membuat kata-kata kiasan nan indah.

Lesbian merupakan kelainan seksual yang menyimpang. Di Indonesia, orientasi seksual ini ditentang dalam norma hukum, agama dan budaya.

Ada banyak penyebab seorang wanita menjadi lesbian. Selain karena profil genetik dan hormon, pengaruh budaya Yunani Kuno rupanya jadi biang munculnya lesbian.

Untuk diketahui, lesbian berasal dari sebuah nama pulau di Yunani, yaitu pulau Lesbos? Nah di pulau itu hidup seorang dewi kesenian bernama Sappho yang jago dalam bersyair.

Sappho sendiri berasal dari pulau Lesbos. Pulau ini digambarkan sebagai pulau tempat para perempuan yang terkenal akan kecantikannya dalam melayani perdagangan seks pria yang berkunjung ke sana.

Sappho lahir 620 SM dan dia begitu terkenal dengan puisi-puisinya yang menceritakan ketertarikannya pada sesama wanita, dan puji-pujian untuk seorang wanita.

Suatu ketika, kata-kata tersebut menjadikan Sappho seakan penggerak bahwa sesama perempuan jika bisa memiliki rasa saling suka dan menyayangi satu sama lain.

Syair yang ia ciptakan seakan menjadi penggambaran bahwa ia benar-benar memuji seorang perempuan dan mengaguminya hingga ingin memiliki perempuan tersebut, meski dirinya sendiri adalah seorang perempuan.

Karyanya yang menyapa kekasih wanita yang tidak disebutkan namanya adalah sebuah persona. Banyak kontroversi yang bermula mengenai lesbian disebabkan oleh karya Sappho.

“Seorang perempuan muda diperlihatkan dengan pulpen yang digunakan untuk menuliskan tulisan pada tablet lilin yang dipegangnya. Jaring di rambutnya terbuat dari benang emas dan menjadi mode selama periode Neronian. Salah satu lukisan yang paling terkenal dan paling disukai, yang biasa disebut Sappho, sebenarnya menggambarkan seorang gadis dari masyarakat kelas atas Pompeian, berpakaian mewah dengan jaring rambut emas dan anting-anting emas yang besar.”

Dari tulisan tersebut, kemudian manusia di 2.000 tahun berikutnya mendefenisikan bahwa tulisan tersebut adalah pengalaman pribadinya. Karya-karyanya kini menjadi identik dengan cinta sesama perempuan.

Hal itu pula yang kemudian membuat Sappho dianggap sebagai biang lahirnya kelainan seksual lesbian. Sejak saat itu, Pulau Lesbos menjadi semacam tempat ziarah bagi kaum perempuan penganut ketertarikan terhadap sesama jenis, atau lesbian. (*)

Bagikan berita ini