MWX AI Dorong UMKM Pontianak Naik Kelas Lewat Gelombang Digital

Pontianak, Kantamedia.com — Di tengah riuhnya Car Free Day Kota Pontianak Kalimantan Barat Minggu pagi, (23/11/2025) udara perlahan menghangat. Lapak-lapak UMKM berdiri berbaris, dengan aroma jagung manis, sambal rumahan, dan kerupuk jengkol memancing napas nostalgia.

Namun ada sesuatu yang berbeda layar-layar kecil berbinar menampilkan poster digital, katalog produk, dan foto tampak terlalu rapi untuk dibuat secara manual.

Di sanalah cerita baru UMKM Pontianak dimulai sebuah pertemuan antara pelapak kecil dan kecerdasan buatan.

Kota Pontianak memiliki 41.573 pelaku UMKM, tulang punggung perekonomian lokal selama ini berjibaku dengan masalah klasik keterbatasan literasi digital, akses teknologi minim, dan promosi tak sempat dibuat karena tenaga habis untuk produksi.

Pada acara kolaborasi Kementerian UMKM dan MediaWave Interaktif (MWX), keresahan itu seperti mendapat jalan terang.

Teknologi AI diperkenalkan bukan sebagai ancaman, tetapi sebagai tangan kedua bisa bekerja tanpa mengeluh.

“Jika UMKM diberi akses terhadap AI dan pendampingan tepat, dampaknya akan sangat besar bagi peningkatan usahanya,” kata Founder & CEO MWX, Yose Rizal menegaskan arah baru digitalisasi Pontianak.

 

Wajah UMKM di Gerbang Baru

Fifi Astuti berdiri di balik meja kecil berisi gelas-gelas jagung susu keju. Ia tersenyum ketika melihat foto produknya terpampang rapi di layar ponsel.

“Sangat membantu bikin desain promosi. Caranya gampang. Kami juga diajarkan pembukuan keuangan, karena biasanya itu bagian yang kami abaikan,” ucapnya.

Di sisi lain, Ratna Juwita—pemilik Sambal Mak Minah—menghela napas lega. “Banyak proses yang dulu rumit, sekarang bisa cepat dengan AI. Kami jadi lebih percaya diri naik kelas,” ujarnya.

Bagi Ratna, teknologi bukan lagi kata yang mengintimidasi. Ia justru menjadi jembatan menuju pasar yang lebih besar.

Sementara itu Agus Ramlah, pemilik brand Nayas, merasakan perubahan paling nyata. Sejak 2019 ia mengandalkan bantuan teman untuk membuat foto produk. Kini, dalam hitungan menit, AI melakukannya untuknya.

“Hasilnya jauh lebih profesional. Kami diajari membuat foto, video, sampai optimasi promosi,” kata Agus.

 

Di Balik Layar Transformasi

MWX menghadirkan tools yang dirancang khusus untuk UMKM, CreateWhiz untuk konten kreatif, SalesWhiz untuk otomasi penjualan lintas aplikasi, FinanceWhiz untuk pencatatan keuangan realtime, LegalWhiz untuk merapikan dokumen hukum.

Menteri UMKM, Maman Abdurrahman, menegaskan urgensi data akurat dalam bisnis kecil.

“Laporan keuangan bukan beban. Itu dasar tumbuhnya usaha. Dengan teknologi MWX, kita bisa melihat untung-rugi hanya dalam hitungan detik,” ujarnya di hadapan para pelaku UMKM.

Ia mengingatkan bahwa tanpa pencatatan yang benar, usaha akan berjalan dalam kegelapan.

Di bawah sinar pagi Kota Pontianak, UMKM tampak lebih berani menatap masa depan. Dari lapak jagung manis hingga produsen sambal rumahan, dari kerupuk hingga lempok durian, semuanya sedang melangkah ke fase baru, UMKM.

Teknologi AI tidak menggantikan tangan-tangan mereka. Ia justru mempercepat langkah, merapikan alur, dan membuka pintu pasar selama ini terasa jauh.

Kota Pontianak Kalimantan Barat baru memulai. Namun begitu, denyut digital itu sudah terdengar pelan, pasti, dan penuh harapan.(*Mhu).

Bagikan berita ini