PADA mulanya keluarga terdiri dari sepasang suami istri, kemudian dalam perkembangannya ditambah dengan unsur keluarga lainnya yaitu anak. Keluarga mempunyai fungsi yang cukup penting, di antaranya menyediakan lingkungan yang nyaman dan tenteram bagi setiap anggota keluarga serta memperhatikan setiap tahapan tumbuh kembang seorang anak mulai dari interaksi, proses penyaluran pengetahuan, dan minat bakatnya. Bentuk rasa cinta orang tua kepada anaknya tidak bisa diutarakan oleh kata-kata. Sebab rasa cinta yang diberikan adalah cinta sejati.
Dalam kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia, pada umumnya wanita atau dalam hal ini ibu rumah tangga dianggap sebagai penanggung jawab pekerjaan rumah tangga. Sedangkan tanggung jawab laki-laki atau suami dalam keluarga adalah pemimpin keluarga. Misalnya, seorang ibu rumah tangga berperan memenuhi berbagai kebutuhan keluarga seperti yang dibutuhkan suami dan anak-anaknya dan peranan suami adalah menjamin keamanan keluarga, menjauhkan gangguan jasmani dan rohani, dan menciptakan suasana nyaman yang dapat dirasakan oleh semua anggota keluarga dan memenuhi semua kebutuhan hidup. Hal ini juga sesuai dengan Undang-Undang Perkawinan No. 1/1974 pasal 31 ayat 3 yang berbunyi “Suami adalah kepala keluarga dan Istri adalah Ibu rumah tangga”.
Namun seiring berjalannya waktu, peran wanita dalam masyarakat semakin berkembang, khususnya bagi mereka yang sudah menikah. Fenomena globalisasi dan modernisasi telah mempengaruhi perubahan tuntutan peran wanita. Dampak dari perubahan tuntutan peran terlihat ketika wanita memasuki ruang publik karena berbagai alasan, mulai dari motivasi internal hingga aktualisasi diri sebagai makhluk hidup, baik karena adanya kebebasan nyata maupun adanya insentif eksternal yang memaksa wanita untuk bekerja di sektor publik. Dewasa ini peran wanita telah mengalami perubahan, terutama dalam membantu diri mereka sendiri dan orang-orang terdekat yang mereka cintai untuk mencapai kesejahteraan bersama dan meningkatkan status sosial ekonomi sebagai sarana untuk keluar dari tarap kemiskinan dan kerentanan.
Peran wanita dalam memenuhi kebutuhan ekonomi tidak dapat dihindari karena kebutuhan hidup yang semakin mendesak. Situasi ekonomi keluarga yang sulit seringkali memaksa wanita untuk ikut mencari nafkah meski tahu penghasilan suaminya semakin sulit dinafkahi, sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarga. Hal ini terlihat pada keluarga berpenghasilan rendah, dimana wanita terdorong untuk berperan dalam meningkatkan pendapatan keluarga dengan bekerja di sektor industri. Peran wanita dalam menopang perekonomian keluarga sangat penting, bahkan ada yang menjadi tulang punggung keluarga. Berbagai pekerjaan dilakukan seperti ibu rumah tangga, pedagang, buruh, peternak dan lain sebagainya. Situasi ini, dalam frekuensi tertentu, tidak hanya membuat wanita duduk manis dan berdiam diri di rumah, tetapi wanita yang berstatus sebagai istri juga membantu suaminya keluar rumah.
Dalam situasi seperti ini, wanita mempunyai hak untuk mengontrol beberapa hal. Apalagi bagi wanita yang bekerja atau ibu rumah tangga, mereka secara sadar akan menghadapi peran ganda. Selain itu, peran ganda akan menimbulkan permasalahan pribadi berupa konflik peran. Seseorang mungkin mengalami kondisi ini ketika mereka melakukan banyak peran dan menjalankannya pada waktu yang bersamaan. Hal ini menunjukkan adanya kontradiksi dalam peran wanita pekerja dalam memenuhi tugas sebagai seorang ibu dan istri. Seorang wanita yang sudah berumah tangga akan menjalankan peran dan tanggung jawab ganda dalam keluarga. Selain menjadi istri bagi suami, mereka juga berperan sebagai ibu bagi anak-anaknya. Memenuhi tugas seorang ibu rumah tangga bukanlah suatu hal yang mudah, pekerjaan sehari-hari seorang ibu rumah tangga pada umumnya juga banyak seperti membuat sarapan, membersihkan rumah, menyiapkan makanan ringan, dan mengingatkan tentang hari penting. Setidaknya pekerja wanita memiliki pekerjaan yang sangat padat ditambah dengan adanya ketidakseimbangan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh wanita. Realitas yang berkembang di masyarakat saat ini telah menjadikan wanita mempunyai peran ganda dalam keluarga karena berbagai alasan yang mendasarinya.
Namun dibalik itu semua, seorang wanita yang memiliki peran ganda mempunyai kewenangan penuh untuk melakukan segala tindakan untuk mencapai kebaikan keluarga. Selain itu, seorang wanita juga berhak untuk membantu sebesar-besarnya dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga, salah satunya dengan menjadi seorang pekerja. Partisipasi atau peran wanita dalam dunia kerja memberikan dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan keluarga, terutama dalam bidang ekonomi. Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang dipublikasi pada tanggal 19 Juni 2024, jumlah wanita bekerja di Indonesia mencapai 49,53% dan di setiap tahunnya presentasi ini akan terus meningkat karena beberapa faktor seperti meningkatnya kesempatan pendidikan bagi wanita, keberhasilan program keluarga berencana, jumlah ruang penitipan anak, dan kemajuan teknologi yang memungkinkan wanita mengatasi masalah keluarga dan karier. Peran wanita dalam memenuhi kebutuhan ekonomi tidak dapat dihindari karena kebutuhan hidup yang semakin mendesak. Situasi ekonomi keluarga yang sulit seringkali memaksa wanita untuk ikut mencari nafkah meski tahu penghasilan suaminya semakin sulit dinafkahi, sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarga. Hal ini terlihat pada keluarga berpenghasilan rendah, dimana wanita terdorong untuk berperan dalam meningkatkan pendapatan keluarga dengan bekerja di sektor industri. Peran wanita dalam menopang perekonomian keluarga sangat penting, bahkan ada yang menjadi tulang punggung keluarga. Berbagai pekerjaan dilakukan seperti ibu rumah tangga, pedagang, buruh, peternak dan lain sebagainya. Situasi ini, dalam frekuensi tertentu, tidak hanya membuat wanita duduk manis dan berdiam diri di rumah, tetapi wanita yang berstatus sebagai istri juga membantu suaminya keluar rumah. Ini lah yang menjadi salah satu alasan kuat, mengapa surga itu ada dibawah telapak kaki ibu dan dalam agama islam pun kedudukan wanita tiga tingkat lebih tinggi dari pada seorang laki-laki. (*)
(INSAN FAISAL IBRAHIM, Kp. Pamalayan Desa Pamalayan, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, IG: @innsanfaisal)
Catatan Redaksi:
Kantamedia.com menerima tulisan cerpen, puisi dan opini dari masyarakat luas. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke [email protected] disertai dengan tanda pengenal dan foto diri.