Menag RI Puji Toleransi Kalteng, Soroti Tantangan Global dan Etika Teknologi

Palangka Raya, Kantamedia.com – Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A., memuji tingginya toleransi sosial dan keberagaman budaya di Kalimantan Tengah dalam acara Silaturahmi dan Ramah Tamah bersama Duta Besar Denmark dan Gubernur Kalteng, Kamis (6/11/2025). Ia menyebut Kalimantan Tengah sebagai provinsi yang indah, ramah, dan kaya akan kultur asli yang tetap terjaga. “Sungai memberi ketenangan, hutan membawa harapan, dan semuanya menggambarkan kedamaian Indonesia,” ujarnya.

Menag juga menyampaikan apresiasi kepada Dubes Denmark, mengingat kembali pengalamannya berkunjung ke negara tersebut. Ia memuji nilai-nilai modernitas Denmark, termasuk kesetaraan gender dan toleransi, serta menyinggung keberadaan masjid yang dipimpin oleh perempuan sebagai fenomena unik.

Di hadapan tamu undangan, Menag menekankan bahwa keberagaman budaya dan agama di Kalimantan Tengah merupakan kekuatan sosial yang harus terus dipelihara. Ia menyebut kunjungannya ke IAHN dan Universitas Kristen Palangka Raya sebagai bukti nyata hidupnya kerukunan antarumat beragama. “Keragaman suku, agama, dan budaya di sini terjalin begitu indah,” katanya.

Menag juga mengingatkan bahwa dunia saat ini menghadapi ancaman besar, bukan hanya perang, tetapi juga kerusakan lingkungan. Ia mengutip data PBB yang menunjukkan kematian akibat kerusakan lingkungan mencapai dua juta jiwa per tahun, jauh lebih tinggi dari korban perang. Ayat “Zahara al-fasadu fil barri wal bahr…” disebut sebagai gambaran nyata kerusakan yang terjadi.

Dalam pertemuan global di Vatikan yang baru dihadirinya, Menag memaparkan tiga isu utama dalam pembaruan Deklarasi Istiqlal: dehumanisasi, kerusakan lingkungan, dan kemajuan teknologi tanpa kendali moral. Ia menegaskan bahwa teknologi tanpa etika agama dapat membawa bencana baru bagi peradaban manusia.

Menag juga menyerukan kepada para tokoh agama agar tidak terjebak dalam perbedaan, melainkan mencari titik temu. Ia mengutip sabda Nabi: “Al-barakah fil jama‘ah”, bahwa keberkahan datang dari kebersamaan. “Berkah adalah energi; kebersamaan adalah sinergi,” tegasnya.

Menutup sambutannya, Menag mengingatkan tentang tantangan sosial modern seperti narkoba, penyimpangan moral, dan penggunaan gawai berlebihan pada anak-anak. Ia menyebut negara seperti Jepang dan Iran telah membatasi pemakaian gawai secara ketat demi melindungi generasi muda.  (Daw).

Bagikan berita ini