Kantamedia.com – Umat Islam dilarang bodoh oleh agamanya sendiri. Nabi Muhammad diturunkan di kalangan masyarakat Qurais yang disebut sebagai masyarakat jahiliyah atau masyarakat yang mengalami kegelapan atau kebodohan. Nabi datang untuk menghilangkan kebodohan itu. Kebodohan disamakan dengan kegelapan.
Orang-orang tentu sepakat tidak ingin menjadi bodoh dan berperilaku bodoh. Namun, faktanya sebagian orang senantiasa dalam kebodohan. Tidak tahu kalau dia bodoh, bahkan enggan mengangkat (menghilangkan) kebodohannya.
Sehingga, orang-orang seperti ini kerap kali memicu fitnah, bertambahnya kekacauan, dan menjadi ujian bagi ahli ilmu dari zaman ke zaman.
Orang bodoh bukan berarti orang yang tidak berpendidikan. Orang yang bergelar doktor pun bisa menjadi orang bodoh. Karena, kebodohan tidak berkaitan dengan ijazah. Kebodohan erat kaitannya dengan akhlak.
Oleh karenanya, kita perlu mengenal ciri-ciri mereka agar kita lebih waspada dan berhati-hati di dalam berinteraksi dengan mereka dan mampu menghindari dan meminimalisasi fitnah dari mereka.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
أَلَآ إِنَّهُمۡ هُمُ ٱلسُّفَهَآءُ وَلَٰكِن لَّا يَعۡلَمُونَ
Artinya : “Ketahuilah sesungguhnya mereka (orang-orang munafik) adalah manusia bodoh (kurang akal) namun mereka tidak menyadarinya.” (QS. Al-Baqarah: 13)
Abu Darda’ radhiyallahu anhu berkata,
علامة الجاهل ثلاثٌ: العجب، وكثرة المنطق فيما لا يعنيه، وأن ينهى عن شيء ويأتيه
“Tanda orang bodoh itu ada 3 (tiga), yaitu bangga diri, banyak bicara dalam hal yang tidak bermanfaat, melarang orang lain dari suatu perbuatan, namun ia sendiri melakukannya.”
Umar Abdul Aziz rahimahullah berkata,
ما عدمت من الأحمق فلن تعدم خَلتين، سرعة الجواب وكثرة الالتفات
“Aku selalu menjumpai orang yang bodoh tidak lepas dari dua tabiat: cepat menjawab dan banyak menoleh.”
Abu Hatim Al-Hayyan Al-Hafidzh berkata,
علامة الحمق سرعة الجواب وترك التثبت والإفراط في الضحك، وكثرة الالتفات والوقيعة في الأخيار، والاختلاط بالأشرار
“Tanda orang bodoh adalah cepat menjawab, tidak meneliti jawabannya terlebih dahulu atau mencari bukti yang tepat, banyak tertawa, banyak menoleh, mencela ulama, suka bergaul dengan orang-orang jelek.”
Syekh Az-Zarnuji juga menukil perkataan ulama dalam sebuah syair: “Orang alim yang durhaka bahayanya besar, tetapi orang bodoh yang tekun beribadah justru lebih besar bahayanya dibandingkan orang alim tadi. Keduanya adalah penyebab fitnah di kalangan umat, dan tidak layak dijadikan panutan.”
Dari beberapa nukilan di atas, maka kita bisa rangkum sebagai berikut:
1. Banyak bicara hal yang tidak bermanfaat
Ini di antara ciri khas yang paling nampak dari orang bodoh. Dia suka dan banyak berbicara segala hal tanpa peduli manfaat atau tidaknya dan apakah menimbulkan kebaikan atau keburukan karenanya. Oleh karenanya, muncul peribahasa, “Tong kosong, nyaring bunyinya.”, yaitu orang yang bodoh biasanya banyak bualnya (bicaranya).
2. Cepat menjawab
Sebab kepandirannya dan kebodohannya, terhadap segala hal, dia ingin segera komentari dan tanggapi. Begitu pula yang sering terjadi di sosial media, segala berita dan kejadian dia segera komentari tanpa mengecek terlebih dulu kebenaran berita.
3. Bangga diri
Betapa sering dijumpai orang bodoh justru merasa dirinya pintar dan tahu segala hal. Sehingga, acapkali dia merasa bangga diri dan sombong terhadap orang lain, bahkan terhadap ahli ilmu yang sudah jelas-jelas pintar dan jauh berilmu darinya.
4. Banyak tertawa
Dengan banyak tertawa, maka kebodohan akan bertambah. Dan apabila orang pandai banyak tertawa, maka kepandaiannya akan berkurang. Disebutkan bahwa apabila seseorang itu tertawa, maka ia telah memuntahkan ilmunya.
5. Banyak menoleh
Banyak menoleh adalah sifat orang yang bingung atau takut. Sehingga sikap ini tidaklah baik, bahkan merupakan perkara yang tercela.
6. Suka bergaul dengan orang-orang jelek
Seseorang akan bersama dan duduk-duduk dengan orang-orang yang semisalnya, yang mencocokinya, dan sejalan dengannya. Sehingga, tidak heran jika orang bodoh suka bergaul dengan orang-orang yang jelek.
Di samping dia tidak pandai memilih dan memilah teman, kebaikan atau keburukan, dan juga karena kebodohan acap kali mengantarkan mereka kepada kejelekan. Maka, jadilah kebodohan dan kejelekan ini seperti kakak adik yang beriringan bersama.
7. Mudah percaya dengan siapapun
Orang yang cerdas tidak akan mudah percaya dengan sembarang orang. Orang cerdas mempunyai pertimbangan dan telaah sendiri terhadap siapapun dan apapun. Apalagi kepada seseorang yang belum dikenalnya dengan baik. Termasuk dari ciri orang bodoh adalah mudah percaya dengan suatu informasi yang belum tentu kebenarannya tanpa melakukan tabayun terlebih dahulu. (*)