TPK Hotel di Kalteng Turun Tajam pada Maret 2025

Palangka Raya, Kantamedia.com – Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Tengah (BPS Kalteng) mengungkap Tingkat Penghunian Kamar (TPK) dan jumlah tamu yang menginap di hotel di Kalteng selama Maret 2025 mengalami penurunan signifikan, khususnya pada hotel berbintang. Penyebabnya disinyalir dipengaruhi oleh momen Ramadan dan kebijakan refocusing anggaran pemerintah.

Kepala BPS Kalteng, Agnes Widiastuti, dalam keterangan pers di Kantor BPS Provinsi pada Kamis (2/5/2025), mengungkapkan bahwa TPK hotel berbintang mencapai 34,79 persen, menurun 12,00 poin dibanding Februari 2025. Penurunan ini tercatat di seluruh klasifikasi hotel, dengan hotel bintang empat dan lima mengalami kontraksi terdalam yakni 19,78 poin.

“Penurunan terjadi serentak di semua kelas hotel berbintang. Ini mencerminkan melemahnya permintaan akomodasi selama Maret, seiring masuknya bulan Ramadan,” ujar Agnes.

Sementara itu, TPK hotel non bintang juga mengalami penurunan sebesar 1,70 poin menjadi 19,54 persen. Semua kelompok jumlah kamar mencatatkan penurunan, dengan kelompok 25–40 kamar turun paling tajam, yakni 3,45 poin.

Jika dibandingkan Maret 2024, TPK hotel berbintang turun 10,56 poin, meski hotel bintang satu justru mencatat peningkatan 9,42 poin. Adapun TPK hotel non bintang tercatat turun tipis 0,55 poin dari tahun sebelumnya.

Dari sisi jumlah tamu, BPS Kalteng mencatat hotel berbintang melayani 32.372 orang selama Maret 2025, turun 10,53 persen dari bulan sebelumnya. Penurunan ini didorong oleh turunnya tamu domestik, meski tamu asing mengalami kenaikan 21,17 persen. Sebaliknya, hotel non bintang mencatat peningkatan 4,60 persen jumlah tamu, menjadi 54.357 orang, didorong oleh lonjakan signifikan tamu asing hingga 60,71 persen.

Agnes juga memaparkan data rata-rata lama menginap (RLTM). Untuk tamu domestik di hotel berbintang, RLTM tertinggi terjadi di hotel bintang empat dan lima (1,41 hari), dan tersingkat di bintang satu (1,16 hari). Sementara tamu asing menginap paling lama di hotel bintang empat dan lima (3,15 hari), dan paling singkat di bintang dua (1,01 hari).

“Menariknya, meski TPK turun, tamu asing menunjukkan peningkatan durasi tinggal di beberapa segmen, khususnya hotel non bintang dengan 25–40 kamar, yang mencatat RLTM asing hingga 6 hari,” jelas Agnes.

Dalam kesempatan yang sama, Sri Widanarni, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Provinsi Kalteng, menggarisbawahi bahwa penurunan ini merupakan imbas dari perubahan pola kegiatan selama Ramadan dan efisiensi anggaran pemerintah.

“Selama bulan puasa, kegiatan seperti rapat, pelatihan, maupun pertemuan luar kantor cenderung dikurangi. Pemerintah juga lebih banyak menggunakan fasilitas internal ketimbang menyewa hotel,” ungkap Sri.

Ia menambahkan bahwa refocusing anggaran dilakukan untuk mendukung program-program prioritas, termasuk 100 hari pertama kerja gubernur baru, yang memerlukan pengalihan dana ke sektor-sektor strategis.

Laporan BPS ini menjadi sinyal awal bahwa sektor perhotelan masih menghadapi tekanan musiman dan kebijakan fiskal yang ketat. Namun, peningkatan jumlah tamu asing dan preferensi terhadap hotel kecil menandakan adanya dinamika baru dalam pasar akomodasi lokal yang perlu dicermati oleh pelaku usaha pariwisata di Kalimantan Tengah. (daw)

Bagikan berita ini