Palangka Raya, Kantamedia.com – Anggota Komisi II DPRD Provinsi Kalimantan Tengah, Sutik, menyoroti belum maksimalnya hilirisasi sektor pertambangan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), khususnya pada komoditas bauksit dan batubara. Menurutnya, dua sumber daya dominan tersebut masih diolah sebatas bahan mentah.
“Yang pertama bauksit, dan yang kedua batubara. Itu dua komoditas besar di Kotawaringin Timur, dan sudah banyak lokasi tambangnya. Tapi hilirisasinya belum jalan,” ujar Sutik, Rabu (8/10/2025).
Ia menjelaskan, meski potensi mineral di Kotim melimpah, pembangunan industri pengolahan seperti smelter masih terkendala biaya besar dan kebutuhan jaminan pasokan bahan baku jangka panjang. “Membangun smelter itu tidak mudah,” tambahnya.
Selain bauksit dan batubara, Kotim juga memiliki potensi emas, namun sebagian besar masih dikelola secara tradisional oleh masyarakat. “Kalau emas, itu tambang rakyat. Belum ada perusahaan resmi,” ujarnya.
Sutik menilai, penting bagi pemerintah daerah mendorong pembentukan kawasan industri berbasis mineral agar nilai tambah ekonomi tidak keluar dari daerah. Ia mencontohkan daerah lain yang telah sukses hilirisasi mineral dan mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta membuka lapangan kerja.
“Kalau terus kirim bahan mentah, daerah cuma dapat debu. Tapi kalau diolah di sini, manfaatnya terasa langsung,” tegasnya.
Ia menambahkan, DPRD akan terus mendorong sinkronisasi antara kebijakan tata ruang, investasi, dan regulasi pertambangan agar arah pembangunan ekonomi di Kalteng tidak lagi bersifat eksploitatif semata, melainkan berkelanjutan dan berbasis nilai tambah lokal. (Daw).