3. Perubahan Bau Badan
Menopause dapat menyebabkan perubahan bau badan, mulai dari yang terasa lebih kuat hingga sekadar bau badan yang tercium berbeda. Ini dikarenakan akibat perubahan aktivitas hormonal dan metabolisme.
4. Peningkatan Kecemasan dan Depresi
Menurut penelitian yang dipublikasikan di Klinik Obstetri dan Ginekologi Amerika Utara, kerentanan terhadap depresi meningkat selama transisi menopause dan pada tahun-tahun awal setelah periode menstruasi terakhir.
Dr. Afzal juga menegaskan bahwa fluktuasi hormonal selama menopause dapat menyebabkan perasaan cemas dan depresi yang dapat melemahkan beberapa perempuan.
5. Peningkatan Infeksi Saluran Kemih
Perubahan saluran kemih selama menopause dapat membuat perempuan lebih rentan terhadap Infeksi Saluran Kemih (ISK) yang dapat menyebabkan buang air kecil terasa menyakitkan, peningkatan frekuensi buang air kecil, dan gejala tidak menyenangkan lainnya.
Jika kamu mengalami ketidaknyamanan saat buang air kecil atau dorongan konstan untuk buang air kecil, segera konsultasi ke dokter untuk diberikan antibiotik karena antibiotik adalah pengobatan pilihan untuk ISK.
6. Jantung Berdebar
Para ahli memberi tahu bahwa fluktuasi hormonal dapat menyebabkan detak jantung tidak teratur atau palpitasi di mana detak jantung berdetak luar biasa cepat pada beberapa perempuan. Menurut British Heart Foundation, palpitasi dan ketidakteraturan ini biasanya tidak berbahaya dan paling sering terjadi saat hot flashes atau ketika muncul sensasi panas di tubuh secara tiba-tiba.
Sayangnya, penurunan kadar estrogen selama menopause juga dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Sebab, hormon tersebut berperan penting dalam melindungi arteri jantung perempuan. Dengan demikian, perempuan yang mengalami gejala terkait menopause ini tidak perlu merasa panik.