Kantamedia.com – Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan istilah-istilah gaul dalam percakapan di media sosial semakin menjamur. Salah satu ungkapan yang cukup populer di kalangan remaja dan generasi muda saat ini adalah “YTTA”.
YTTA adalah akronim atau singkatan dari frasa “Yang Tau Tau Aja“. Istilah ini termasuk dalam kategori bahasa gaul yang biasa digunakan dalam pergaulan sehari-hari, khususnya di media sosial dan ruang-ruang obrolan daring.
Istilah ini sering ditemukan di berbagai platform digital, mulai dari Twitter hingga Facebook, baik dalam status, tweet, hingga komentar yang bersifat sindiran halus atau candaan bernuansa eksklusif.
Arti YTTA biasanya adalah ungkapan menyampaikan rasa tidak percaya, atau meremehkan seseorang yang merasa pintar atau sering menunjukkan keahliannya dalam segala hal. Kata ini biasanya digunakan untuk merespon pernyataan, atau tindakan yang kurang sopan bahkan berlebihan.
Secara umum, YTTA digunakan untuk menyampaikan sikap sinis atau skeptis terhadap seseorang yang terkesan merasa paling tahu, pamer keahlian, atau bertindak berlebihan dalam menyampaikan pendapat. Kata ini sering digunakan sebagai bentuk sindiran halus namun tajam, untuk menunjukkan ketidakpercayaan atau ketidaktertarikan terhadap apa yang disampaikan oleh lawan bicara.
Dalam konteks tertentu, penggunaan YTTA juga bisa menjadi bentuk ejekan terhadap sikap sok pintar yang dianggap menyebalkan oleh lawan bicara. Menariknya, hingga saat ini belum ada sumber pasti yang menjelaskan secara jelas dari mana asal mula kata “YTTA” bermula. Namun, penggunaannya terus meluas dan semakin umum ditemui dalam berbagai platform digital, terutama di kalangan anak muda yang akrab dengan tren bahasa gaul.
Meskipun tampak seperti istilah baru yang sedang tren, ternyata YTTA telah eksis sejak sekitar tahun 2013. Namun, pada masa awal kemunculannya, istilah ini belum begitu populer dan hanya digunakan oleh lingkup tertentu. Kepopulerannya mulai meningkat signifikan pada sekitar tahun 2016 hingga 2017, seiring dengan tumbuhnya budaya digital dan semakin luasnya penyebaran bahasa gaul di kalangan warganet.
Secara makna, “Yang Tau Tau Aja” menggambarkan sebuah informasi atau pengalaman yang tidak diungkapkan secara langsung, melainkan hanya dimengerti oleh orang-orang tertentu yang memang sudah memahami konteksnya. Oleh karena itu, istilah ini sering dianggap sebagai bentuk komunikasi eksklusif dalam komunitas tertentu, seakan memberi isyarat bahwa hanya mereka yang “terlibat” atau “pernah mengalami” saja yang akan memahami maksud sebenarnya.
Di media sosial, YTTA kerap digunakan dalam bentuk sindiran atau untuk memperkuat sebuah opini yang tersirat. Misalnya, seseorang bisa menulis status yang terkesan biasa saja, namun dengan menambahkan kata “YTTA” di akhir kalimat, maka maknanya bisa menjadi lebih dalam dan seolah menyimpan cerita yang tidak sepenuhnya diungkapkan ke publik.
Istilah ini juga menjadi sarana untuk membangun kedekatan emosional antar pengguna media sosial. Mereka yang memahami konteks dari pernyataan tersebut biasanya akan merasa lebih “dekat” karena memiliki pengetahuan atau pengalaman yang serupa. Sebaliknya, mereka yang tidak paham konteksnya akan merasa seperti orang luar, yang hanya bisa menerka-nerka maksud dari sindiran tersebut. (*)