Kantamedia.com – Pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan peradangan pada kantung udara di salah satu atau kedua paru-paru. Kondisi ini dapat menyebabkan penderita mengalami batuk, demam, dan sesak napas.
Penyakit yang disebabkan oleh kuman ini dapat menyerang orang dewasa dan anak-anak. Pneumonia yang dibiarkan akan menyebabkan gangguan yang lebih serius pada anak.
Menurut penelitian dan laporan penyebab utama pneumonia bakteria adalah Streptococcus pneumoniae atau dikenal dengan Pneumokokus.
Gejala pneumonia pada anak sulit untuk dibedakan dengan penyakit napas yang lainnya. Untuk itu, orang tua perlu mengenali gejala pneumonia pada anak agar dapat ditangani dengan cepat oleh dokter atau tenaga medis.
Berikut ulasan mengenai gejala pneumonia pada anak dan cara penanganannya yang telah dirangkum dari berbagai sumber.
Pneumonia pada Anak-anak
Tingkat keparahan pneumonia dapat berkisar dari ringan hingga mengancam jiwa. Penyakit ini paling serius terjadi pada bayi dan anak kecil, orang berusia di atas 65 tahun, serta orang dengan masalah kesehatan atau sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, pneumonia adalah suatu bentuk infeksi saluran pernapasan akut yang menyerang paru-paru. Paru-paru terdiri dari kantung kecil yang disebut alveoli, yang terisi udara saat orang sehat bernapas. Ketika seseorang menderita pneumonia, alveoli dipenuhi nanah dan cairan, yang membuat pernapasan terasa nyeri dan membatasi asupan oksigen.
Pneumonia adalah penyebab kematian menular terbesar pada anak-anak di seluruh dunia. Pneumonia menewaskan 740.180 anak di bawah usia 5 tahun pada tahun 2019, menyumbang 14% dari seluruh kematian anak di bawah 5 tahun tetapi 22% dari seluruh kematian pada anak berusia 1 hingga 5 tahun.
Gejala Pneumonia pada Anak-Anak
Pada saat anak sakit pneumonia gejala yang muncul batuk, demam dan sesak napas. Memang gejala ini sulit dibedakan dengan penyakit saluran napas lain.
Untuk membedakannya, orangtua harus menghitung laju napas ketika batuk, demam, muntah, tampak gelisah atau lelah, tidak berenergi, dan sesak napas. Hal ini perlu dilakukan lantaran gejala paling menonjol saat bayi dan balita alami pneumonia adalah napas cepat meski dalam keadaan tenang atau tidak menangis.