Penguatan enam dimensi Profil Pelajar Pancasila adalah muara akhir bagaimana membentuk karakter siswa untuk memiliki sikap dan bertindak sebagai manusia yang selalu menjunjung tinggi nilai ketuhanan, kemanusiaan, dan memiliki wawasan kebangsaan yang mengutamakan persatuan di atas perbedaan, kreatif, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, berpikir sebelum bertindak.
Pelatihan untuk penyelesaian konflik
Siswa harus dilatih bagaimana mengelola konflik dan menyelesaikan masalah dengan cara yang sehat dan damai. Pelatihan seperti ini harus menjadi bagian dari kurikulum.
Seringnya seorang guru memberikan sebuah pembelajaran berbasis masalah atau problem solving kepada siswa bisa menjadi inisiasi yang baik untuk hal tersebut. Sebab, intuisi siswa akan terlatih, daya nalar siswa, serta kepekaannya akan terasah sehingga mampu untuk melakukan penalaran, menyelesaikan masalah dengan perasaan dan logika; tingkat empati akan muncul sehingga mampu mengontrol emosi dengan baik .
Menggalakan keterlibatan orang tua
Orang tua harus dilibatkan dalam program pencegahan kekerasan atau bullying di sekolah. Orang tua harus terbuka dan proaktif dalam membicarakan masalah anak-anak dengan guru di sekolah.
Program pendidikan keluarga perlu untuk digalakan di sekolah-sekolah . Bagaimanapun keluarga adalah tempat siswa melakukan sosialisasi yang utama. Banyak kenakalan remaja dikarenakan hubungan anak dengan keluarga yang tidak harmonis sehingga mencari pelampiasan di sekolah.
Memberikan peran yang aktif pada guru dan staf
Guru dan staf di sekolah harus memiliki peran yang aktif dalam mencegah tindakan kekerasan atau bullying. Mereka harus mengamati perilaku siswa secara teliti dan proaktif menyelesaikan masalah jika ada tindakan kekerasan yang terjadi.
Menyediakan layanan dukungan
Sekolah harus menyediakan layanan dukungan bagi siswa yang menjadi korban kekerasan atau bullying, baik dalam bentuk konseling maupun intervensi oleh staf ahli atau tim keamanan.
Mendorong partisipasi siswa
Siswa harus diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terkait program pencegahan kekerasan atau bullying di sekolah. Dengan demikian, siswa dapat merasa bahwa mereka memiliki peran penting dalam menjaga lingkungan sekolah yang aman dan nyaman.
Pembentukan tim penegak disiplin sekolah yang beranggotakan siswa sendiri. Dengan tim ini mereka berkewajiban mengadakan pemantauan terhadap sekecil apapun kejadian yang dapat memicu terjadinya konflik yang mengarah pada tindak kekerasan. Dengan demikian siswa akan bertambah rasa percaya dirinya dan menganggap bahwa keberadaannya sangat diperlukan, diakui, dan juga merasa menjadi bagian dari lingkungan sekolah maupun masyarakat .
Dengan membangun kesadaran, memberikan pembelajaran, membuat aturan yang jelas dan tegas, membentuk tim keamanan, melibatkan orang tua, memberikan dukungan dan mempertahankan keamanan dan kenyamanan, hal tersebut akan dapat mengatasi kasus tindak kekerasan atau bullying di sekolah. Dampaknya yaitu menurunnya angka kekerasan yang dilakukan oleh pelajar sehingga tidak akan terulang kembali peristiwa yang memilukan akhir-akhir ini. (*)
(Juli Sugianingsih,S.Pd. Kepala SDN 02 Madiun Lor Kota Madiun)
Catatan Redaksi:
Kantamedia.com menerima tulisan cerpen, puisi dan opini dari masyarakat luas. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke redaksi@kantamedia.com disertai dengan tanda pengenal dan foto diri.