HMI Cabang Palangka Raya Desak Kapolda Kalteng Usut Aparat Pelaku Pemukulan Terhadap Massa Koalisi Tanah Air Melawan

Palangka Raya, kantamedia.com – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Palangka Raya mengecam keras tindakan represif yang dilakukan oleh aparat kepolisian terhadap massa Koalisi Tanah Air Melawan saat menggelar aksi di depan kantor DPRD Provinsi Kalimantan Tengah, Rabu (2/7/2025). Kejadian pemukulan terhadap massa aksi dinilai merupakan bentuk pelanggaran hak asasi manusia dan bertentangan dengan prinsip negara demokratis yang menjamin kebebasan berekspresi.

“Kami menilai, tindakan represif tersebut tidak hanya mencederai semangat demokrasi, tetapi juga mencerminkan penyalahgunaan wewenang yang seharusnya digunakan untuk melindungi warga sipil. Aparat penegak hukum semestinya menjunjung tinggi prinsip profesionalisme dan menjamin keamanan seluruh warga negara, termasuk peserta aksi,” kata Sekretaris Umum HMI Cabang Palangka Raya, Sadriansyah, Rabu (2/7/2025).

Dengan adanya aksi kekerasan terhadap massa yang menyampaikan pendapat, lanjut Sadriansyah, pihaknya mempertanyakan slogan “Polri Untuk Masyarakat” yang menjadi tema HUT ke-79 Bhayangkara tahun 2025.

“Sekali lagi kami sangat menyayangkan tindakan represif dari aparat kepolisian yang memukul massa aksi, slogan Polri Presisi dan tema HUT Bhayangkara lebih dekat dengan masyarakat hanya bualan saja apabila tindakan seperti ini masih marak terjadi,” tandasnya.

Atas peristiwa itu, lanjut dia, HMI Cabang Palangka Raya mendesak Kapolri dan Kapolda Kalimantan Tengah untuk mengusut tuntas dan memberikan sanksi terhadap oknum aparat yang terlibat dalam tindak kekerasan terhadap massa.

“Karena tindakan aparat yang melakukan kekerasan, intimidasi dan pemukulan terhadap massa aksi tidak dapat dibenarkan dengan alasan apa pun,” tegas dia.

Seperti diberitakan, aksi yang digelar Koalisi Tanah Air Melawan di depan Gedung DPRD Kalimantan Tengah, Rabu (2/7/2025) diwarnai insiden kekerasan terhadap massa aksi.

Aris, salah satu orator aksi dari Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Palangka Raya, yang mengaku menjadi salah satu korban pemukulan saat terjadi gesekan antara aparat keamanan dan peserta aksi.

“Saya mengalami pemukulan langsung di bagian kepala dan tangan. Selain saya, ada dua kawan lain yang juga dipukul, yaitu rekan dari HMI dan satu lagi dari aliansi pelajar,” terangnya sambil menunjukkan luka yang dialami. (rik)

Bagikan berita ini