Weni terus membayangkan tindakan heroik pak Hanif saat menyelamatkan dirinya. Rasa kasihan dan bersalah terus membingkai hatinya.
“Seharusnya tadi aku berterima kasih kepada pak Hanif.” pungkas Weni dalam hati.
Ada rasa mulai menelusup hati Weni. Malam pun semakin dingin.
“Ya sudahlah aku tidur saja.” peluh Weni dalam hati.
Lalu ia mematikan lampu dan menarik selimutnya.
“Maaf, saya tidak sengaja.” ucap terkejut Weni saat menjatuhkan cangkir teh yang nyaris mengenai kaki Fera yang sedang duduk sarapan pagi di meja makan. Pandangan matanya tajam menusuk sudut netra indah Weni yang bertabur lebam, ia terpukau sesaat. Senyum yang tiada ramah sekilas terbersit, lalu pudar ditelan bengisnya tamparan yang ringan melayang.
Weni yang sedang memungut pecahan cangkir di lantai melirih kesakitan saat tangan lemahnya terkena pecahan cangkir. Pak Hanif yang berusaha membantu Weni dicegat oleh Fera.
“Sudah, Ayah! gak usah dibantu. Itu tugas pembantu, bukan tugas Ayah.” ucap ketus Fera melarang ayahnya lalu pergi meninggalkan meja makan.
Ucapan kasar Fera sungguh menyayat hati Weni. Sikap kasarnya itu dilandaskan karena ia telah mengetahui hubungan Weni dengan ayahnya.
“Weni! Maafkan Fera. Mungkin dia syok mendengarnya, tapi aku yakin semuanya akan baik-baik saja.” Ujar pak Hanif menenangkan Weni.
Pak Hanif tak henti-hentinya memanggil Weni. Namun Weni terus menangis di kamar tak menghiraukannya.
Kesedihan kian menyeruak saat Weni keluar dari kamar. Ia berasa melangkah di atas bara api penderitaan saat akan meninggalkan pak Hanif. Tatapan matanya semakin lebam saat menatap wajah senja pak Hanif. Weni berusaha mematahkan rasa yang mulai tertanam di dalam hatinya.
“Maafkan aku pak Hanif. Aku tak bisa meneruskan semua ini meski rasa mulai menyentuh hatiku.” ucap tangis Weni berusaha melepaskan tangan pak Hanif yang melekat di genggamannya.
Kepiluan semakin menusuk hati saat pak Hanif enggan melepaskan tangannya dari genggaman Weni. (*)
Catatan Redaksi:
Kantamedia.com menerima tulisan cerpen, puisi dan opini dari masyarakat luas. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke [email protected] disertai dengan tanda pengenal dan foto diri.