Desa Sungai Bundung Jadi Model Inklusi Keuangan: OJK Kalimantan Tengah Dorong Ekosistem Berbasis Potensi Lokal

Sukamara, Kantamedia.com — Dalam upaya mempercepat pemerataan akses keuangan di wilayah perdesaan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Tengah bersama Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) menggelar kegiatan Inkubasi Pengembangan Desa Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) di Desa Sungai Bundung, Kabupaten Sukamara. Kegiatan ini dihadiri oleh masyarakat setempat dan berbagai pemangku kepentingan, dengan tujuan membangun ekosistem keuangan inklusif yang berkelanjutan dan berbasis potensi lokal.

Sambutan Hangat dari Pemerintah Desa

Kepala Urusan Tata Usaha dan Umum Desa Sungai Bundung, Abdul Samad, mewakili Kepala Desa dalam menyampaikan apresiasi atas perhatian OJK dan TPAKD terhadap pembangunan ekonomi desa. Ia menilai program ini sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat, terutama dalam membangun kemandirian ekonomi.

“Kami sangat menyambut baik kegiatan ini karena memberikan masyarakat pemahaman langsung tentang cara mengelola keuangan, mengakses layanan keuangan, hingga perlindungan kerja. Semoga kolaborasi seperti ini terus berlanjut,” ujar Abdul.

Langkah Strategis OJK untuk Pemerataan Akses Keuangan

Kepala OJK Provinsi Kalimantan Tengah, Primandanu Febriyan Aziz, menegaskan bahwa Inkubasi Desa EKI merupakan strategi penting dalam memperluas jangkauan layanan keuangan kepada masyarakat desa. Ia menekankan bahwa inklusi keuangan bukan sekadar mengenalkan produk, tetapi juga membangun kemampuan masyarakat dalam memanfaatkannya secara bijak.

“Program ini membuka peluang bagi masyarakat desa untuk mengenal dan memanfaatkan berbagai produk keuangan, sekaligus membangun fondasi ekonomi lokal yang berkelanjutan,” jelas Primandanu.

Dukungan Pemerintah Daerah

Bupati Sukamara melalui Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, Arif Rahman Hakim, menyampaikan dukungan penuh terhadap inisiatif ini. Ia menyoroti peran TPAKD sebagai penggerak inklusi keuangan di tingkat akar rumput.

“Pembangunan ekonomi desa harus dimulai dari hal-hal sederhana seperti menabung, mengakses pembiayaan mikro, dan memiliki perlindungan kerja. Dengan sinergi seperti ini, desa akan tumbuh menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru,” kata Arif.

Edukasi dan Aksi Nyata di Lapangan

Kegiatan dilanjutkan dengan sesi edukatif dari berbagai narasumber:

  • PT BPD Kalimantan Tengah: Menyampaikan materi tentang produk tabungan dan pembiayaan mikro untuk penguatan usaha lokal.
  • Dinas Perdagangan, Perindustrian, dan Koperasi Sukamara: Menjelaskan strategi pengembangan UMKM dan koperasi melalui pendampingan kelembagaan ekonomi masyarakat.
  • BPJS Ketenagakerjaan: Melakukan pembukaan rekening kepesertaan secara simbolis sebagai bentuk komitmen perlindungan ketenagakerjaan.

Sesi tanya jawab interaktif menjadi penutup kegiatan, di mana masyarakat aktif berdiskusi seputar layanan keuangan, akses pembiayaan, dan strategi pengembangan potensi ekonomi desa.

Menuju Desa Mandiri dan Inklusif

Inkubasi Desa EKI di Sungai Bundung menjadi contoh nyata bagaimana sinergi antara regulator, pemerintah daerah, dan lembaga keuangan dapat mendorong transformasi ekonomi desa. Dengan pendekatan inklusif dan edukatif, desa tak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga pelaku utama dalam pembangunan ekonomi lokal. (Mhu).

Bagikan berita ini