BMKG: Kalteng Mulai Masuki Musim Penghujan

, kantamedia.com – Saat ini, wilayah Kalimantan Tengah (Kalteng) diprediksi telah mulai memasuki . Hal itu ditandai dengan frekuensi kejadian hujan sering terjadi dibanding kejadian hari tanpa hujan.

Melansir dari laman BMKG Kalimantan Tengah Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut, Sabtu (11/11/2023), awal musim hujan ditetapkan berdasar jumlah curah hujan dalam satu dasarian (10 hari) sama atau lebih dari 50 milimeter dan diikuti oleh 2 (dua) dasarian berikutnya.

Permulaan musim hujan bisa terjadi lebih awal (maju), sama, atau lebih lambat (mundur) dari normal (Normal curah hujan 1991-2020).

“Sesuai dengan prediksi BMKG Provinsi Kalimantan Tengah bahwa wilayah Kalteng akan memasuki musim hujan mulai bulan Oktober hingga November 2023,” tulis BMKG dalam keterangannya.

Meski demikian, beragamnya kondisi suatu wilayah menyebabkan tidak bersamaannya awal musim di suatu wilayah dengan wilayah lainnya.

Dalam prakiraan cuaca mingguan (11-17 November 2023), BMKG mengungkapkan, kondisi cuaca di Kalimantan Tengah umumnya berawan hingga hujan ringan, dan berpotensi hujan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir/kilat dan angin kencang di sebagian besar wilayah Kalimantan Tengah.

Terkait kondisi cuaca ini, BMKG memberikan :

  1. Waspada potensi hujan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir/kilat dan angin
    kencang di wilayah Kalteng .
  2. Waspada potensi hujan lokal intensitas sedang hingga lebat dengan durasi singkat yang dapat disertai petir/kilat dan angin kencang ataupun angin puting beliung di wilayah Kalimantan Tengah.
  3. Waspada dan berhati-hati terhadap yang ditimbulkan seperti genangan air, banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang.
  4. Waspada potensi kemudahan terjadinya kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kalteng.
  5. Diimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan pembakaran lahan untuk tujuan apapun.

Waspada Banjir dan Longsor

Seiring mulai datangnya musim hujan, BMKG juga mengimbau dampak negatif yang berpotensi mengiringi perubahan musim tersebut. Terutama risiko terjadinya banjir.

Banjir menjadi dampak negatif yang paling umum terjadi. Meski hujan memang bukan faktor utama penyebabnya, sistem yang buruk hingga kerusakan ekosistem juga perlu dipertimbangkan. Hujan yang sangat lebat ditambah sistem drainase yang tidak mampu mengalirkan air mengakibatkan genangan air.

“Hujan sangat lebat dan berlangsung dalam waktu yang lama juga dapat memicu terjadinya tanah longsor karena tanah tidak mampu menampung air.”

Selain itu, musim hujan juga berdampak pada , air yang berlebihan tentu akan membawa dampak buruk bagi tanaman. Dampak negatif lainnya yaitu terjadi peningkatan penyakit pada saat musim hujan. Lingkungan yang lembab dan banyak genangan air menjadi tempat yang nyaman untuk nyamuk cepat berkembang biak.

“Antisipasi diperlukan untuk dapat meminimalisir risiko yang mungkin terjadi akibat dampak negatif musim hujan,” pungkas BMKG. (*/jnp)

Bagikan berita ini