Kantamedia.com – Kementerian Agama (Kemenag) mengusulkan kenaikan biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) 2023 sebesar Rp98,8 juta per calon jemaah.
Artinya, biaya haji tahun 2023 ini naik hampir dua kali lipat tahun lalu yang hanya sebesar Rp39,8 juta. Ongkos ini juga lebih tinggi dibandingkan 2018 sampai 2020 lalu yang ditetapkan sebesar Rp35 juta.
Namun demikian, dari BPIH itu hanya 70 persen di antaranya yang dibebankan kepada jemaah haji atau sebesar Rp69 juta. Sementara, 30 persen sisanya ditanggung oleh dana nilai manfaat sebesar Rp29,7 juta.
Secara akumulatif, komponen yang dibebankan pada dana nilai manfaat sebesar Rp5,9 triliun.
“Tahun ini pemerintah mengusulkan rata-rata BPIH per jemaah sebesar Rp98.893.909, ini naik sekitar Rp514 ribu dengan komposisi Bipih Rp69.193.733 dan nilai manfaat sebesar Rp29.700.175 juta atau 30 persen,” kata Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam Rapat Kerja dengan Komisi VIII DPR di Kompleks MPR/DPR, Senayan Jakarta, Kamis (19/1/2023).
Menurut Yaqut, kebijakan ini diambil untuk menjaga keberlangsungan dana nilai manfaat di masa depan. Ia menilai pembebanan BPIH harus mengedepankan prinsip keadilan. Untuk itu, pemerintah memformulasikan BPIH dalam rangka menyeimbangkan besaran beban jemaah dan keberlangsungan dana nilai manfaat di masa depan.
“Pembebanan BPIH harus mengedepankan prinsip isthitha’ah dan likuiditas penyelenggaraan ibadah haji tahun-tahun berikutnya,” ucap Yaqut.
Tak hanya itu, pemerintah mengusulkan biaya hidup (living cost) yang diberikan kepada jemaah haji tahun ini hanya sebesar 1000 real atau setara Rp4.080.000. Angka ini menurun 500 real dari tahun lalu.
“Dengan pertimbangan jemaah haji sudah menerima layanan akomodasi, konsumsi, dan transportasi selama mereka berada di Arab Saudi. Tapi pemerintah memperhatikan kebutuhan selain layanan itu, sehingga mengurangi living cost,” paparnya.
Lebih lanjut, Yaqut menjelaskan jumlah kuota haji tahun ini sebesar 221 ribu. Secara rinci, jemaah haji reguler sebanyak 203.320 orang yang diuraikan jemaah reguler murni 201.527 orang. Sedangkan, pendamping haji daerah sebanyak 1.543 dan 250 pembimbing.
“Untuk haji khusus (sebanyak) 17.680 jemaah sehingga total 221 ribu jemaah haji, (dengan jumlah) kloter sebanyak 820,” katanya.
Kloter Pertama Berangkat 24 Mei 2023
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan bahwa jemaah haji kloter pertama pada 2023 akan berangkat pada 23 Mei mendatang.
“Jemaah masuk asrama haji pada tanggal 23 Mei 2023 kemudian kloter pertama gelombang pertama berangkat ke Madinah pada 24 Mei 2023,” kata Yaqut
Menurut dia, jadwal tersebut telah disesuaikan dengan jadwal di Arab Saudi dan akan menjadi acuan jadwal keberangkatan dan kepulangan jemaah haji dari Indonesia.
Setelah kloter pertama, Yaqut menyebut kloter kedua akan berangkat pada 8 Juni, dan terakhir pada 22 Juni. Lalu, wukuf pada 27 Juni.
“Gelombang kedua berangkat ke Jeddah pada 8 Juni 2023 dan closing date pada 22 Juni 2023. Wukuf Insya Allah 27 Juni 2023,” katanya.
Lalu, kepulangan jemaah kloter pertama gelombang pertama pada 4 Juli, dan kloter pertama gelombang kedua pada 19 Juli, dan kloter terakhir 2 Agustus.
“Kuota jemaah haji bagi negara-negara pengirim jemaah haji di seluruh dunia sudah ditetapkan dan ini berdasarkan pada keputusan rapat menteri luar negeri negara-negara,” katanya. (cni/jnp)