Kantamedia.com – Seorang pemilik warung di Desa Pesu, Kecamatan Maospati, Magetan, Jawa Timur mengamuk dan menggugat Marno, seorang pedagang sayur keliling, sebesar Rp 540 juta . Pemilik warung bernama Bitner Sianturi itu menggugat penjual sayur keliling akibat warungnya sepi.
Bitner mengklaim memiliki bukti bahwa ia menanggung utang ratusan juta rupiah. Menurut Bitner, utang tersebut merupakan dampak dari keberadaan pedagang sayur keliling seperti Marno dan lainnya, yang menyebabkan warung miliknya kehilangan pelanggan.
“Dampak dari Marno ini bukan main-main. Saya memiliki utang ratusan juta karena warung menjadi sepi dan saya tidak mampu membayar cicilan bank,” ujar Bitner, dilansir dari Detikcom, Senin (9/2/2025).
Bitner menjelaskan, kehadiran pedagang sayur keliling telah menyebabkan omzet warungnya menurun drastis. Jika sebelumnya ia bisa mendapatkan penghasilan bersih sekitar Rp 300 ribu per hari, kini pendapatannya hanya cukup untuk makan sehari-hari.
“Mana bisa buat bayar angsuran, hasil warung hanya cukup buat makan,” jelasnya.
Ia juga menyebutkan, dirinya memiliki utang di sebuah bank BUMN sebesar Rp 135 juta dan terpaksa meminjam uang dari rekan untuk melunasinya. “Saya menjaminkan rumah ini ke seorang warga keturunan Tionghoa di Madiun untuk membayar utang di BRI,” papar Bitner.
Bitner tetap bersikukuh pada gugatan Rp 540 juta terhadap Marno dan rekan-rekannya karena merasa warungnya sepi akibat mereka. Ia mengklaim bahwa langkahnya sesuai dengan kesepakatan bersama yang dibuat pada tahun 2022.
“Dalam surat pernyataan bersama itu, seharusnya mereka tidak boleh mangkal di depan toko kelontong kami ataupun toko warga lain yang menjual sayuran. Mereka telah melanggar kesepakatan tahun 2022. Tergugat bahkan sempat menyatakan akan menata pedagang sesuai kesepakatan, tetapi nyatanya saran dari hakim mediator tidak diindahkan. Sumarno masih tetap berjualan di Pesu seperti biasa,” tandas Bitner.
Viral
Sebelumnya, sebuah video viral di media sosial memperlihatkan seorang pria di Magetan mengamuk dan mengusir seorang pedagang sayur keliling.
Video berdurasi 1 menit 48 detik itu menampilkan pria yang merekam kejadian tersebut sambil terus memarahi dan mengumpat Marno, yang tengah melayani pembeli. Dalam video tersebut, Marno dan pria perekam terlibat adu mulut.
Pria tersebut juga menuding Marno telah menyebabkan banyak warung gulung tikar. “Kampungmu sana, kalau bikin rusuh jangan di kampung orang. Kamu sok jagoan. Gak boleh hidup suka-suka sendiri. Orang lain juga perlu cari makan, bukan hanya kamu. Kamu tahu nggak berapa banyak warung mati gara-gara kamu? Kamu jagoan,” lanjutnya dengan nada marah.
Marno dengan santai menjawab umpatan pria itu. “Siapa yang menghasut,” ucap Marno dengan santai sambil menata dagangan sayur dalam mobil pikapnya. Si pria perekam terus mengomel tanpa memberi ruang waktu bicara kepada Marno.
“Kau hasut dari mana kau? Suruh lurah (Kades Pesu) emang lurah siapa, raja di sini?,” ucap perekam dengan nada tinggi.
Marno kembali menjawab dengan santainya. “Saya ndak menghasut ….!,” tegas Marno.
Si pria yang tanpa menampakkan wajah kembali mengumpat Marno. “Kamu menghasut warga sini (warga Desa Pesu). Bahwa kamu dilarang oleh saya cari makan. Kamu ngadu kemana-mana,” umpat pria perekam.
“Kamu loh udah dilaporkan di pengadilan. Kamu masih mengeyel (bandel) kamu jagoan di sini? Kamu tak perlu makan, perut kamu tak perlu makan, orang Pesu tak perlu makan,” ucap pria perekam bertanya ke Marno.
“Kampungmu sana kalau bikin rusuh jangan di kampung orang. Kamu sok jagoan. Gak boleh hidup suka-suka sendiri. Orang lain juga perlu cari makan. Bukan kamu tok (saja) yang cari makan. Kamu tahu nggak berapa banyak warung mati gara-gara kamu. Kamu jagoan,” umpat pria perekam.
Bitner mengaku bahwa memang dialah pria perekam dalam video viral tersebut. Kejadian dalam video itu terjadi pada Jumat 24 Januari 2025. “Betul, itu saya,” ujar Bitner. (*)