Kantamedia.com, Palangka Raya – Ratusan mahasiswa Universitas Palangka Raya (UPR menggelar aksi demonstrasi di halaman kantor Rektorat UPR, Jumat (8/9/2023) pagi. Para mahasiswa yang berasal dari beberapa fakultas menuntut pihak UPR untuk memberikan fasilitas yang layak.
Aksi demo sempat berlangsung memanas, karena mahasiswa yang ingin menyuarakan aspirasinya langsung kepada Rektor, tetapi dari pihak staf dan pegawai UPR belum bisa memberikan jawaban yang kurang memuaskan. Para mahasiswa diminta untuk menunggu kedatangan Rektor.
Aksi saling dorong pun sempat terjadi ketika ratusan mahasiswa ingin masuk gedung Rektorat yang para petugas keamanan UPR. Tak ayal, keributan antara petugas keamanan UPR dengan para mahasiswa tak terelakan.
Situasi semakin memanas ketika salah seorang mahasiswa menjadi korban pemukulan oleh oknum petugas yang mengamankan demo tersebut.
Presiden Mahasiswa BEM UPR Permutih Imam Basar mengatakan, kedatangannya bersama teman-temannya adalah untuk menyampaikan keluhan-keluhan selama berada di UPR.
“Kenapa harus ada pemukulan, padahal Kami datang kesini dengan baik-baik, kami hanya ingin menyampaikan keresahan-keresahan dan semoga pak Rektor mau mendengarkan keluhan Kami ini,” ujar Permutih.
Dalam orasinya itu para mahasiswa menyampaikan beberapa keluhan yang selama ini mereka rasakan. Salah satu perwakilan dari Fakultas Ekonomi menyebut, bahwa banyak fasilitas di Kampus mereka tidak memadai.
“Kami harus bawa kursi dari ruangan satu ke ruangan lainnya, selain itu juga kami mengeluhkan soal toilet, terus terang pak Rektor Kami kalau mau buang air besar harus cari tempat, sedangkan toilet yang ada airnya tak jalan,” ucapnya saat orasi di hadapan Rektor UPR.
Selain itu juga perwakilan mahasiswa lain juga menyuarakan, bahwa mereka dikenakan denda saat menggunakan lift kampus. Padahal dosen ataupun tamu yang datang diperbolehkan menggunakan fasilitas tersebut.
“Ini kan kampus kami, kenapa malah didenda? Kami pernah didenda membayar Rp200 ribu. Kalau tidak, kami harus membayar dengan satu dus mie instan,” katanya.
Menanggapi aspirasi yang disampaikan mahasiswa, Rektor UPR Prof. Salampak menyatakan bahwa dirinya dan juga para dekan akan mengadakan rapat membahas apa yang disampaikan tersebut.
“Tahun ini kita memperbaiki fasilitas yang ada seperti internet, listrik, serta fasilitas kuliah. Akan tetapi ini memerlukan proses, karena ada perubahan system keuangan dari sistem satker ke BLU dan ini baru berproses,” ujarnya usai menemui para mahasiswa.
Dia menambahkan, bahwa lift sebenarnya masih dalam Surat Layak Operasi (SLO), dikhawatirkan kalo dinaiki dengan intesitas yang cukup tinggi maka akan membahayakan mahasiswa itu sendiri.
Ditanya soal ada oknum petugas keamanan yang memukul mahasiswa, Salampak menyayangkan peristiwa itu terjadi. Dia berjanji pihaknya akan menyelidiki dan memproses pelaku pemukulan dengan ketentuan hukum yang berlaku. (Mhu*)