Pulang Pisau, Kantamedia.com – Wakil Bupati Pulang Pisau, H. Ahmad Jayadikarta, secara resmi membuka kegiatan Launching Intervensi Spesifik Tim Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2025, yang digelar di Rumah Bambu, Desa Buntoi, Kecamatan Kahayan Hilir, pada Senin (20/10/2025).
Kegiatan ini diinisiasi oleh Tim Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting (TP3S) Kabupaten Pulang Pisau dan dihadiri oleh Ketua DPRD, Ketua TP PKK Pulang Pisau, para kepala OPD, camat, kepala desa, puskesmas, serta unsur TPPS kecamatan.
Dalam sambutannya yang mewakili Bupati Pulang Pisau, Wakil Bupati Ahmad Jayadikarta menegaskan bahwa stunting bukan sekadar persoalan tinggi badan anak, tetapi mencerminkan masalah gizi kronis dan kondisi sosial ekonomi keluarga yang berpengaruh terhadap kecerdasan dan kualitas sumber daya manusia di masa depan.
“Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024, angka stunting di Kabupaten Pulang Pisau naik dari 24 persen menjadi 27,9 persen. Ini bukan prestasi, melainkan tantangan yang harus kita tangani secara serius dan kolaboratif,” ucapnya.
Wabup yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) menegaskan, program intervensi spesifik ini menjadi wujud nyata komitmen pemerintah daerah untuk mempercepat penurunan angka stunting melalui sinergi lintas sektor dan keterlibatan aktif masyarakat.
Lebih lanjut, Ahmad Jayadikarta mengungkapkan bahwa saat ini terdapat 29 desa lokus stunting di Kabupaten Pulang Pisau dengan sekitar 462 anak dari total 975 anak yang teridentifikasi mengalami stunting.
“Target kita jelas, menurunkan angka stunting dari 27,9 persen menjadi di bawah 20 persen dalam beberapa tahun mendatang,” tegasnya.
Ia juga menyoroti sejumlah penyebab yang membuat penanganan stunting belum maksimal, antara lain belum tepatnya pelaksanaan program berbasis By Name By Address (BNBA), perbedaan data antara hasil SSGI dan sistem E-PPGBM, serta kurangnya fasilitas sanitasi dan air bersih di desa-desa prioritas.
“Contohnya, kegiatan pembangunan sumur bor kadang justru dilakukan di luar lokasi prioritas stunting. Ini harus menjadi evaluasi bersama agar intervensi benar-benar fokus di titik yang membutuhkan,” ujarnya.
Wakil Bupati juga mengajak seluruh camat, kepala desa, puskesmas, PKK, bidan, dan tenaga gizi untuk memperkuat sinergi dan komitmen bersama. Menurutnya, keberhasilan menurunkan stunting bukan hanya tanggung jawab sektor kesehatan, tetapi juga hasil kerja bersama lintas instansi dan partisipasi masyarakat.
“Setiap anak yang tumbuh sehat dan cerdas adalah investasi besar bagi masa depan Pulang Pisau. Kita ingin memastikan tidak ada lagi anak yang kekurangan gizi dan tidak ada keluarga yang berjalan sendiri tanpa dukungan,” ungkapnya.
Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, Wabup Ahmad Jayadikarta kemudian secara resmi membuka kegiatan launching intervensi spesifik penurunan stunting tahun 2025.
“Semoga kegiatan ini menjadi tonggak penting menuju Pulang Pisau Sehat, Pulang Pisau Cerdas, dan Pulang Pisau Bebas Stunting,” tutupnya. (arw/*)



