Palangka Raya, Kantamedia.com – Menjelang puncak musim hujan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melalui BPBD Kalteng memperketat sistem mitigasi banjir dengan memperkuat koordinasi lintas wilayah. Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kalteng, Alpius Patanan, menyatakan pola koordinasi kini jauh lebih intensif dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Sejak 6 Oktober, BPBD Kalteng menggelar rapat koordinasi mingguan bersama BPBD kabupaten/kota, camat, kepala desa, dan lurah. Tujuannya agar informasi cuaca dari BMKG dapat diteruskan secara cepat dan tepat ke masyarakat. “Kami ingin aparat di lapangan memahami situasi dan siap lebih awal,” ujar Alpius, Rabu (5/11), di Lapangan Barigas Polda Kalteng.
Ia menjelaskan bahwa hampir seluruh wilayah Kalimantan Tengah memiliki kerawanan banjir. Daerah hulu seperti Murung Raya, Barito Utara, dan Gunung Mas menjadi kawasan dengan potensi tertinggi, sebelum aliran air bergerak ke wilayah tengah dan selatan. Sementara itu, Barito Selatan, Lamandau, Seruyan bagian hulu, dan Kapuas hulu juga kerap terdampak.
Wilayah barat dan selatan seperti Sukamara, Kotawaringin Barat, Pulang Pisau, dan Kapuas menghadapi risiko tambahan akibat pasang air laut. Struktur sungai besar dan pertemuan aliran dari wilayah tetangga memperberat kondisi hidrologis di beberapa kawasan.
Hingga kini, dua daerah telah menetapkan status Siaga Darurat Banjir, yakni Sukamara dan Kapuas. Namun BPBD Kalteng belum menaikkan status ke tingkat provinsi. “Kalau respon di bawah sigap, status provinsi tidak perlu naik,” tegas Alpius.
Di tingkat provinsi, empat regu disiagakan di Pusdalops untuk memantau situasi, menghubungkan informasi antar daerah, dan memberikan dukungan tambahan jika dibutuhkan. Sementara pelaksana utama di lapangan tetap berada di tingkat kabupaten, kecamatan, hingga desa dan kelurahan. (Daw).



