Mendagri: Kepala Daerah Gagal Kendalikan Inflasi, Siap-siap Dicopot

Kantamedia.com – Menteri Dalam Negeri () Muhammad Tito Karnavian menegaskan perlu memberikan sanksi kepada kepala yang kinerjanya tidak gagal dalam mengendalikan di daerah yang dipimpinnya.

“Jadi tolong rekan-rekan untuk masalah inflasi menjadi atensi,” kata Tito Karnavian dalam acara Rapat Koordinasi Pengendalian Fiskal Tahun 2023 Dirangkaian dengan Penyerahan Insentif Fiskal, Jakarta (6/11/2023), dilansir liputan6.

Ia menyebut sanksi yang akan diberikan yakni pemecatan atau penggantian pejabat (Pj). “Kalau perform-nya ga bagus, anytime bisa diganti untuk PJ dan saya sudah melakukan itu,” imbuhnya.

Ia mengaku bahwa dirinya sudah beberapa kali mencopot yang gagal dalam pengendalian inflasi. Ia menilai bahwa inflasi merupakan hal yang harus diperhatikan.

Sebab kepala daerah memiliki peran untuk menjaga daya beli masyarakat di daerahnya. Apalagi masyarakat yang berpenghasilan rendah. “Ada beberapa yang sudah ganti dan saya akan konsisten melaksanakan itu,” terang Tito.

Di sisi lain, Mantan Kapolri itu meminta kepada kepala daerah untuk melakukan langkah pengendalian inflasi seiring dengan naiknya harga dan beras saat ini.

“Kita sudah tahu bahwa yang naik itu adalah beras, kemudian beras. Nah untuk beras semua, kita sedang bekerja,” tambahnya.

Adapun salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan harga cabai yakni dengan melakukan gerakan menanam agar produksinya meningkat.

Menurut Tito, menanam cabai tidak harus bergantung pada musim hujan. Masyarakat bisa menanamnya kapan pun di dalam polybag. Bahkan, banyak daerah yang sudah menggerakkan gerakan tanam cabai sampai di kota-kota.

“Di Makassar misalnya, di lorong-lorong dibuat (media tanam) cabai, di gang-gang pakai polybag. Nah sebetulnya (cabai merupakan) tanaman yang mudah sekali tumbuh, cuma mungkin kurang digerakkan. Ada daerah-daerah yang mewajibkan sampai setiap kelurahan, RW/RT. Ada juga yang mewajibkan ASN-nya untuk menanam cabai. Sebetulnya itu, tanpa harus menunggu daerah lain,” terang Tito.

Sementara untuk beras, selain berupaya meningkatkan jumlah produksi dalam negeri, ia juga mendorong agar terus berkoordinasi dengan . Hal ini untuk memastikan persediaan beras Bulog dapat didistribusikan dengan baik.

“Penyumbang (inflasi) masih beras ya meskipun harganya sudah mulai flat, tapi masih di harga di atas harga acuan. Jadi memang kita harus bekerja dalam negeri untuk membuat produksi, di samping juga impor untuk stoknya cukup dan kemudian bisa didistribusikan,” tutupnya. (*/jnp)

Bagikan berita ini